11.07.2015 Views

Jalan Sufi

Jalan Sufi

Jalan Sufi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Hal. 162 of 215Duduk di atas Singgasana Merak, di Delhi, kaisar mempelajari laporan yang dibawa kurirsetiap hari, menggambarkan perkembangan duta besar Persia. Pertama, ia tidak terlalumemperhatikan. Kemudian dipanggilnya semua anggota dewan."Saudara sekalian," katanya, "Nashruddin ini pasti orang suci atau orang yang mendapatpetunjuk. Siapa yang pernah mendengar, seseorang melanggar prinsip bahwa orang yangmencari uang tanpa alasan masuk akal, kalau tidak menempatkan pemahaman salah padaniat seseorang?""Semoga bayangan Anda tidak berkurang," jawab mereka, "Wahai perpanjangan seluruhkebijakan yang tak terhingga; kami setuju. Jika terdapat orang-orang seperti ini di Persia,kita harus waspada, karena pengaruh moral mereka melebihi pandangan materialistis kita,sudah sangat jelas."Lalu seorang pesuruh tiba dari Persia, dengan surat rahasia dari mata-mata Mogul diistana, melapor, "Mullah Nashruddin bukan pejabat di Persia. Ia dipilih secara acak untukmenjadi duta besar. Kami tidak dapat mengerti alasannya, karena Shahinshah tidak punyapilihan lagi."Mogul memanggil semua dewan, "Burung Surga yang tiada bandingnya!" katanyakepada mereka, "timbul pemikiran pada diriku. Kaisar Persia memilih orang secara acakuntuk mewakili seluruh bangsanya. Ini mungkin berarti ia sangat yakin terhadap kualitasrakyatnya, bahwa baginya, siapa pun memenuhi syatat untuk melakukan tugas sulitsebagai duta besar ke istana Delhi! Ini menunjukkan derajat pencapaian sempurna,pelatihan kekuatan intuisi yang sempurna secara mengagumkan pada mereka, kita harusmempertimbangkan kembali keinginan kita untuk menyerbu Persia; karena orang-orangseperti itu dapat dengan mudah menelan senjata kita. Masyarakat mereka diatur atasdasar yang berbeda dari kita.""Anda benar -- Prajurit Terbaik di Perbatasan," ujar para bangsawan India.Akhirnya Nashruddin tiba di Delhi. Ia menunggang keledai tua, diikuti pengawalnya, dandiberati oleh kantong-kantong uang yang ia kumpulkan dari masjid-masjid. Peti permatadiangkat di atas seekor gajah, sesuai dengan ukuran dan beratnya.Nashruddin ditemui pimpinan upacara penyambutan di pintu gerbang Delhi. Kaisarduduk bersama para punggawanya di halaman istana yang luas sekali, Gedung ResepsiDuta Besar. Ruang dalamnya ditata sedemikian rupa dengan pintu masuk yang rendah.Sehingga, para duta besar selalu harus turun dari kuda mereka dan memasuki PasebanAgung dengan jalan kaki, memberi kesan sebagai para pemohon. Hanya orang-orangyang sederajat dapat berkendaraaan ke dalam istana.Belum pernah sebelumnya seorang duta besar datang menaiki seekor keledai, dan olehkarena itu tidak ada yang menghentikan Nashruddin, menderap langsung melewati pintudan tiba di Mimbar Kaisar.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!