11.07.2015 Views

Jalan Sufi

Jalan Sufi

Jalan Sufi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Hal. 39 of 215BAGIAN KEDUA: PENULIS-PENULIS KLASIK1. IMAM AL-GHAZALIFilosuf dan <strong>Sufi</strong> abad keduabelas, Imam al-Ghazali, mengutip dalam bukunya, Book ofKnowledge, ungkapan dari al-Mutanabbi: " Bagi orang sakit, air manis terasa pahit dimulut."Dengan sangat bagus, ungkapan tersebut diambil sebagai motto Imam al-Ghazali.Delapan ratus tahun sebelum Pavlov, ia menjelaskan dan menekankan (acapkali dalamperumpamaan yang menarik, kadang dalam kata-kata 'modern' yang mengejutkan)masalah pengondisian.Kendati Pavlov dan lusinan buku serta laporan studi klinis dalam perilaku manusia sudahdibuat sejak perang Korea, para siswa umum, dihadapkan pada masalah-masalahpemikiran tidak menyadari kekuatan indoktrinasi." Indoktrinasi, dalam masyarakattotalitarian, merupakan suatu ketetapan yang diinginkan dan selanjutnya menjadikeyakinan masyarakat tersebut. Dalam pengelompokan lain, kehadirannya tidak mungkinada bahkan dicurigai. Inilah yang membuat hampir setiap orang mudah menyerangnya.Karya Imam al-Ghazali tidak hanya mendahului zamannya, tetapi juga melampuipengetahuan kontemporer mengenai masalah-masalah tersebut. Pada waktu opinidisampaikan secara tertulis, dipisahkan apakah indoktrinasi (jelas maupun terselubung)diinginkan atau sebaliknya, juga apakah mutlak atau tidak.Imam al-Ghazali tidak hanya menjelaskan apakah orang-orang yang menciptakankepercayaan, kemungkinan dalam keadaan terobsesi; dengan jelas ia menyatakan, sesuaidengan prinsip-prinsip <strong>Sufi</strong>, bahwa hal itu bukannya tidak dapat dielakkan mutlak, tetapimenegaskan bahwa hal itu esensial untuk manusia agar dapat mengenalinya.Buku-bukunya dibakar oleh kaum fanatik Mediteranian dari Spanyol sampai Syria.Sekarang ini memang tidak dilempar kedalam api, tetapi pengaruhnya, kecuali diantarakaum <strong>Sufi</strong>, mulai melemah; buku-buku tersebut tidak lagi banyak dibaca.Menurutnya, perbedaan antara opini dan pengetahuan adalah sesuatu yang dapat hilangdengan mudah. Ketika hal ini terjadi, merupakan kewajiban atas mereka yangmengetahui perbedaan tersebut untuk menjelaskannya sebisa mungkin.Kendati penemuan-penemuan, psikologi dan ilmu pengetahuan Imam al-Ghazali,dihargai secara luas oleh bermacam kalangan akademis, tetapi tidak diperhatikansebagaimana mestinya, karena ia (al-Ghazali) secara spesifik menyangkal metode ilmiahatau logika sebagai sumber asli atau awal. Ia berada pada pengetahuannya melaluipendidikan <strong>Sufi</strong>smenya, diantara kaum <strong>Sufi</strong>, dan melalui bentuk pemahaman langsungtentang kebenaran yang sama sekali tidak berhubungan dengan intelektual secaramekanis. Tentu saja, hal ini membuatnya berada di luar lingkaran kalangan ilmuwan. Apa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!