11.07.2015 Views

Jalan Sufi

Jalan Sufi

Jalan Sufi

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Hal. 153 of 215memperhatikan seorang pemotong rumput di tepi bukit. Ia menghampirinya dan berkata,"Saudaraku, tolong jaga domba-domba ini dan awasi jangan sampai tersesat atauberkeliaran, karena istriku begitu bodoh melupakan makan siangku, dan aku haruskembali ke desa untuk itu." Pemotong rumput itu juga tuli, dan ia tidak mendengar satukata pun yang diucapkan, dan sama sekali salah paham terhadap maksud si penggembala.Jawabnya, "Mengapa aku harus memberimu rumput yang kupotong untuk binatangpiaraanku sendiri? Aku mempunyai seekor sapi dan dua ekor kambing di rumah, dan akuharus pergi jauh dan luas demi mencari makanan untuknya. Tidak, tinggalkan aku. Akutidak berurusan dengan orang sepertimu, ingin mengambil milikku yang cuma sedikit."Dan ia menggerakkan tangannya dalam sikap mengejek, tertawa kasar. Si penggembalatidak mendengar apa yang dikatakan, dan menjawab, "Oh, terima kasih, teman baik, ataskesediaanmu. Aku akan sesegera mungkin kembali. Semoga keselamatan dan berkah atasdirimu, engkau telah meringankan pikiranku." Ia berlari ke desa menuju pondoksederhananya. Di sana ia mendapati istrinya sakit demam, dirawat oleh para istritetangga. Ia mengambil bungkusan makanan dan berlari kembali ke bukit. Diamenghitung domba-dombanya dengan cermat, dan semuanya masih lengkap.Si pemotong rumput masih sibuk dengan pekerjaannya, dan si penggembala itu berkatapada dirinya sendiri, "Mengapa, betapa luar biasa pribadi pemotong rumput yang dapatdipercaya ini! Ia sudah menjaga domba-dombaku agar tidak terpencar, dan tidakmengharapkan terima kasih untuk pelayanan tersebut! Aku akan memberinya dombapincang ini yang semula memang akan kusembelih. Hal itu akan menjadi makanan lezatbaginya dan keluarganya nanti malam." Maka sambil memanggul domba pincang di atasbahunya, dia berlari menuruni bukit serta berteriak, "Hai, saudaraku, ini hadiah dariku,karena engkau telah menjaga domba-dombaku selama aku pergi. Istriku yang malangmenderita demam, dan itu menjelaskan semuanya. Pangganglah domba ini untuk makanmalam nanti; lihat, ia mempunyai kaki yang pincang dan memang akan kusembelih!"Tetapi di lain pihak si pemotong rumput tidak mendengar kata-katanya dan berteriakmarah, "Penggembala busuk! Aku tidak pernah melihat apa yang telah terjadi selama kaupergi, bagaimana aku dapat bertanggung jawab atas kaki pincang dombamu! Aku sibukmemotong rumput, dan tidak tahu bagaimana hal itu terjadi! Pergilah, atau aku akanmemukulmu!"Si penggembala itu amat heran melihat sikap marah orang tersebut, tetapi ia tidak dapatmendengar apa yang dikatakannya, maka ia memanggil seorang yang tengah melintasmenunggang seekor kuda yang bagus. "Tuan yang mulia, aku mohon katakan padaku apayang diucapkan pemotong rumput ini. Aku mengalami tuli, dan tidak tahu mengapa iamenolak pemberianku berupa seekor domba, dengan kekesalan seperti itu!'Si pengembala dan pemotong rumput mulai berteriak pada musafir tersebut, yangkemudian turun dari kudanya dan menghampiri mereka. Sang musafir yang ternyataadalah pencuri kuda dan sama tulinya, ia pun tidak mendengar apa yang mereka berduakatakan. Ia tersesat dan bermaksud bertanya di mana dirinya berada saat itu. Tetapi ketika

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!