27.12.2016 Views

sentrIs

ebokk_JK2tahun_ebokk

ebokk_JK2tahun_ebokk

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

KEBERAGAMAN/TOLERANSI<br />

satunya bahkan ada yang mengajak kelompok penyandang disabilitas dan<br />

masyarakat umum untuk berinteraksi di ruang publik dalam acara sederhana<br />

yang mereka namakan Holding Hands Movement. Sebuah gerakan untuk<br />

mengajak bergandengan-tangan antara penyandang disabilitas dan non<br />

disabilitas. Tujuannya sederhana, yaitu agar saling mengenal lebih baik<br />

sehingga tidak terjadi salah persepsi dan bisa memahami dengan benar<br />

dan proporsional satu sama lain. Holding Hands Movement pernah digelar<br />

di Bunderan Hotel Indonesia dan beberapa kota lain oleh kelompok anak<br />

muda peduli disabilitas Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung.<br />

Holding Hands Movement adalah sebuah tindakan konkret restorasi<br />

sosial seperti tertera dalam butir ke Sembilan Nawacita. Justru karena<br />

konsepnya sangat sederhana, gerakan semacam itu menjadi sangat<br />

membumi dan berdampak langsung pada masyarakat. Itulah semangat<br />

yang mendasari program-program Presiden Jokowi untuk memajukan<br />

Indonesia, meningkatkan daya saing, membangun dari desa dan pinggiran<br />

dan meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia.<br />

Presiden Jokowi tegas mengubah orientasi kebijakan pembangunan dari<br />

Jawa Sentris menjadi Indonesia Sentris. Ini adalah bagian dari strategi<br />

menuju kemajuan dan kesejahteraan bangsa sekaligus juga wujud dari<br />

semangat untuk memperkuat kebhinekaan dan melakukan restorasi<br />

sosial. Melalui kebijakan pembangunan Indonesia Sentris, pemerataan<br />

kesejahteraan bisa langsung dirasakan dampaknya oleh masyarakat.<br />

Dampak langsung juga dirasakan warga Jakarta atau Yogya yang mengikuti<br />

Holding Hands Movement. Ketika mereka berjalan dengan mata ditutup<br />

blind folds, mereka langsung bisa memahami bagaimana rasanya menjadi<br />

seorang tunanetra.<br />

Dari pengalaman selama 10 menit itu, masyarakat non disabilitas bisa<br />

merasakan tumbuhnya empati, rasa kagum dan hormat di hati mereka<br />

terhadap penyandang disabilitas. Bukan semata belas kasihan. Kebhinekaan<br />

pun semakin teguh dan mendobrak batas-batas atau sekat-sekat yang selama<br />

ini memisahkan masyarakat penyandang disabilitas dan non disabilitas.<br />

Lalu restorasi sosial pun terjadi hanya dengan bergandengan tangan.<br />

Bhineka Tunggal Ika, begitu semboyan yang dideklarasikan Ir. Soekarno,<br />

founding father kita dan tertulis di atas pita yang dicengkram Sang Garuda.<br />

Dengan bergandengan-tangan, kita bangkit dan Berjaya.<br />

462

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!