27.12.2016 Views

sentrIs

ebokk_JK2tahun_ebokk

ebokk_JK2tahun_ebokk

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

KESEJAHTERAAN RAKYAT<br />

Merajut Masa Depan<br />

Lewat Program<br />

Keluarga HARAPAN<br />

Presiden Jokowi berharap semua bantuan itu tepat guna dan tepat<br />

sasaran agar bisa memberikan manfaat besar bagi yang menerima<br />

bantuan. Harapan adalah api kehidupan karena itulah pemerintah<br />

meluncurkan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk masyarakat<br />

terpinggirkan. Pada kunjungan ke Monokwari, Papua Barat, 5 April 2016,<br />

presiden menyerahkan lima bantuan sosial berupa PKH, Asistensi Sosial<br />

Penyandang Disabilitas Berat (ASPDB), Asistensi Sosial Lanjut Usia<br />

(ASLU), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Beras untuk Rakyat Sejahtera<br />

(Beras Rastra). Penyerahan bantuan sosial yang sama dilanjutkan Menteri<br />

Sosial, Khofifah Indar Parawansa, di Kabupaten Bandung Barat, 19 April<br />

2016.<br />

Jumlah penerima bantuan PKH di Kabupaten Bandung Barat 43.045<br />

keluarga, bantuan disabilitas 79 penerima, bantuan lanjut usia 98 penerima,<br />

beras sejahtera 86.908, dan bantuan hibah dalam negeri terdiri atas 500<br />

penerima. Menteri Sosial secara simbolis menyerahkan langsung bantuan<br />

sosial PKH tahap pertama tahun 2016 kepada warga Kabupaten Bandung<br />

Barat di Aula Gedung B Komplek Perkantoran Pemkab Bandung Barat.<br />

“Ada bantuan tetap pada hari ini dan cair hari ini juga. Jumlah besaran<br />

bantuan tetap pada hari ini yakni Rp 500 ribu,” ujar Khofifah.<br />

Khofifah juga mengatakan, penerima PKH yang baru terjaring saat ini<br />

berjumlah 3,5 juta Keluarga Sangat Miskin (KSM). Pada tahun 2016 ini<br />

target sasaran penerima PKH sebesar 6 juta keluarga dan akan diperluas<br />

hingga mencakup 18,1 juta kepada keluarga sangat miskin. Sasaran peserta<br />

PKH adalah KSM yang memiliki anggota keluarga dengan syarat komponen<br />

kesehatan (ibu hamil, nifas, balita, anak pra-sekolah) dan komponen<br />

pendidikan (SD sederajat, SMP sederajat, SMA sederajat) atau anak usia<br />

7-21 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan wajib 12 tahun.<br />

59

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!