17.05.2016 Views

GABUNG2_test

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Di masa yang akan datang, pemerintah harus mampu meningkatkan<br />

infrastruktur dari transportasi publik. Tentunya akan sangat bagus apabila Bandung<br />

menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki sarana transportasi publik seperti<br />

monorail dan kereta bawah tanah. Pada dasarnya, 97% dari responden yang pernah<br />

menggunakan transportasi publik seharusnya mampu menjadi insentif bagi pemerintaj<br />

untuk meningkatkan kualitas dan memberikan perlindungan kepada anak-anak saat<br />

menggunakan transportasi publik.<br />

Dari mereka yang mengatakan pernah naik angkot, 76 persen biasanya naik<br />

angkot ditemani oleh orang lain. Persentase orang yang menemani naik angkot yang<br />

tertinggi adalah orang tua, disusul dengan teman. Sementara itu, persentase responden<br />

perempuan, pelajar SD dan tinggal di Kota Bandung yang ditemani orang tua ketika naik<br />

angkot lebih tinggi dibanding kelompok lainnya. Hal ini menunjukkan orang tua<br />

kemungkinan bersikap lebih protektif terhadap anak perempuan dan juga mereka yang<br />

berusia lebih muda (usia SD).<br />

Tabel 35 Orang yang Menemani Responden Naik Angkutan Umum<br />

Yang menemani Jenis Kelamin Pendidikan Wilayah<br />

naik angkot<br />

Laki-laki Perempuan SD SMP Kota Kabupaten<br />

Teman 39.9 35.1 18.8 62.4 35.4 39.2 37.3<br />

Kakak/Adik 3.1 5.3 5.4 2.7 2.3 6.3 4.3<br />

Ayah/Ibu 54.0 56.4 73.3 30.9 58.9 51.7 55.3<br />

Keluarga lain 2.5 2.1 1.5 3.4 2.9 1.7 2.3<br />

Lainnya 0.6 1.1 1.0 0.7 0.6 1.1 0.9<br />

Jumlah responden 163 188 202 149 175 176 351<br />

Total<br />

Hasil survei juga menunjukkan bahwa kebiasaan untuk turun dari angkot di<br />

sembarang tempat juga menjadi kebiasaan anak-anak. Sebanyak 78 persen dari<br />

responden mengatakan tidak biasa turun di halte. Ketika ditanyakan lebih lanjut<br />

mengapa tidak turun di halte, sebanyak 58 persen responden mengatakan bahwa tidak<br />

ada halte di sekitar tempat tujuan mereka, 20 persen menjawab bahwa halte terletak<br />

jauh dari tempat tujuan, dan 12 persen menjawab bahwa supir biasa memberhentikan<br />

penumpang di sembarang tempat dan hal tersebut merupakan hal yang wajar.<br />

Temuan ini perlu menjadi perhatian stakeholder untuk menyediakan halte<br />

dengan jarak yang relatif dekat dengan pemukiman. Namun, perlu juga diperhatikan<br />

untuk memberi edukasi dan penerapan aturan bahwa penumpang hanya boleh turun di<br />

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 143

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!