GABUNG2_test

Kesimpulan Berkaitan dengan Kebijakan
Keselamatan di Jalan raya dan Penegakan Hukum
Dari wawancara mendalam dengan beberapa orang tua, ditemukan bahwa
kebanyakan orang tua yang diwawancara tidak mematuhi prinsip keselamatan
di jalan raya.
Kehadiran polisi di jalan raya sangatlah penting. Jika mereka berada di pusat
keramaian maka orang-orang akan mematuhi peraturan yang ada.
80% dari responden yang pernah mengendarai sepeda motor diizinkan oleh
orang tuany. Hal ini didukung oleh pernyataan orang tua yang memperbolehkan
anak mereka mengemudi dalam jarak yang dekat. Bahkan mereka yang
mengajari anak merek sendiri bagaimana mengendarai sepeda motor secara
aman seperti menyalakan lampu penanda ketika akan berbelok. Hal ini bisa
menimbulkan dilema bagi anak-anak, pada satu sisi mereka tidak diperbolehkan
mengendarai sepeda motor oleh peraturan tetapi mereka diperbolehkan oleh
orang tua mereka.
Beberapa informan mengeluh mengenai lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan SIM. Sebagai tambahan, mereka juga mengeluhkan kalau soal yang
diujikan sangatlah sulit untuk dijawab.
Dari pengemudi ojek diketahui bahwa tidak ada aturan tertentu dalam
komunitas mengenai peralatan keselamatan seperti helm, jaket, sarung tangan,
dan sepatu.
Komunitas ojek menerapkan keselamatan di jalan raya secara informal. Mereka
tidak memiliki dokumen mengenai peraturan keselamatan yang rinci.
Wawancara dengan guru mengungkapkan bahwa mengemudikan sepeda motor
ke sekolah bisa dipertimbangkan. Apabila siswa mendapatkan izin dari orang tua
maka sekolah dan orang tua akan membuat surat yang mengizinkan sang anak
membawa sepeda motor ke sekolah dengan beberapa kondisi.
Materi keselamatan di jalan raya tidak termasuk dalam kurikulum yang diajarkan
di sekolah. Namun, beberapa mata pelajaran memiliki materi yang berkaitan
dengan keselamatan di jalan raya seperti Bahasa Indonesia dan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 182