GABUNG2_test

jadi terbiasa, apalagi bila sudah tahu betapa besar manfaatnya, seperti terlihat pada
komentar di bawah ini :
…”sabuk pengaman harus. Ya saya sendiri jarak tempuh pendek juga, sabuk pengaman
harus pakai. Ya meskipun pertama risih lah tidak terbiasa. Tapi manfaatnya kalau kita
sadar bahwa itu sangat besar sekali”...(RS Kab)
Kesadaran pengendara dan penumpang mobil untuk menggunakan sabuk pengaman
makin meningkat. Menggunakan sabuk sudah menjadi kebiasaan setiap pengendara dan
penumpang kendaraan. Tanpa disuruh pun mereka sadar untuk menggunakan
komponen tersebut.
D. Kebijakan yang Diterapkan Terkait Keselamatan di jalan
Injury surveillance yang biasanya menyediakan data-data yang dibutuhkan di ruang UGD
rumah sakit itu sudah ada juga di salah satu RS yang didatangi, seperti terungkap dalam
pernyataan berikut ini :
…”injury surveillance termasuk protection di dalam industri. Kesehatan industri sama
kesehatan kerja itu ada di pabrik. Jadi, yang potong kertas itu, harus ada lampu terang
supaya jangan kena potong tangannya. Semprotan obat ke muka, pake masker, kita ada
protectionnya. Jadi penyakit yang datang itu bisa menular ke pemberi pelayanan. Bukan
dia saja”...(RS Kota)
Dengan adanya Injury surveillance ini, pihak rumah sakit bisa mencegah kemungkinan
cedera si pasien dan penting juga dalam promosi keselamatan di jalan.
Koordinasi rumah sakit dengan pihak sekolah terkait keselamatan di jalan, belum ada.
Karena masih tumpang tindih antara wewenang dinkes dan puskesmas. Pihak rumah
sakit baru datang ke sekolah tertentu apabila ada permintaan dari pihak sekolah untuk
mengadakan semacam penyuluhan, misalnya. Hal ini juga tidak bekerja sendirian, tapi
berkoordinasi juga dengan pihak kepolisian. Penyuluhan rumah sakit sifatnya masih
orang per orang, belum bisa berkelompok atau komunitas tertentu, karena itu adalah
wewenang pihak kepolisian. Hal ini diungkapkan oleh informan sebagai berikut :
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 230