17.05.2016 Views

GABUNG2_test

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

\<br />

Putus sekolah didefinisikan sebagai anak-anak yang tidak menyelesaikan pendidikan mereka<br />

atau keluar dari proses pendidikan pada level tertentu dari pendidikannya, sehingga mereka<br />

tidak memiliki sertifikat atau bukti lulus dari pendidikan mereka sebelumnya. Tingkat putus<br />

sekolah pada umur 7-17 tahun adalah 2.91% pada 2011. Tingkat putus sekolah pada umur<br />

7-12 tahun adalah 0.67%; mereka yang berumur 13-15 tahun adalah 2.21%; dan pada<br />

rentang usia 16-17 tahun adalah 2.32%. Hampir sebagian dari anak-anak (49.51%) yang<br />

berusia 7-17 tahun keluar dari pendidikan formal karena mereka tidak memiliki uang untuk<br />

membayar biaya studi mereka ; 9.2% dari mereka karena alasan bekerja; 3.05% dari mereka<br />

putus sekolah karena harus menikah atau mengurus keluarga; sedangkan sisanya karena<br />

alasan-alasan lainnya. Lebih lanjut lagi, ada sekitar 1& dari anak-anak berusia 16-17 yang<br />

tidak dapat membaca dan menulis.<br />

Idealnya, tingkat putus sekolah pada semua level pendidikan adalah 0%. Hal ini karena<br />

sekolah merupakan tempat yang paling baik bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan,<br />

selain rumah sendiri (termasuk pengetahuan dalam keselamatan di jalan raya). Kemampuan<br />

membaca dan menulis dapat membuka kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan<br />

pengertian pada setiap simbol, tanda, dan rambu lalu lintas di jalan raya, yang akan<br />

menurunkan jumlah kecelakaan di jalan raya.<br />

c. Transportasi Menuju Sekolah<br />

Hasil dari Susenas 2011 menunjukkan bahwa mayoritas siswa atau lebih dari tiga perempat<br />

penduduk (78.43 persen) berusia 7-17 tahun yang pergi ke sekolah tidak menggunakan<br />

kendaraan apapun atau melalui berjalan kaki. Sementara itu, sekitar 21.57 persen dari<br />

siswa yang pergi ke sekolah dengan kendaraan, yang terdiri dari 7.95 persen menggunakan<br />

sepeda motor, 6.61 persen menggunakan transportasi publik, 5.35 persen menggunakan<br />

sepeda, dan sekitar 0.69 persen yang menggunakan mobil, kendaraan roda tiga/dokar, dan<br />

transportasi umum lainnya.<br />

Jika melihat pada jenjang pendidikannya, hampir semua siswa sekolah dasar atau yang<br />

setara (86,81 persen) dan siswa sekolah menengah pertama dan yang setara (69.22 persen)<br />

pergi ke sekolah tidak menggunakan kendaraan apapun atau berjalan kaki. Fakta ini dapat<br />

menjelaskan bahwa jarak ke sekolah yang relatif dekat. Instruksi Presiden (Inpres) tahun<br />

1973 mengenai pembangunan sekolah dasar di setiap desa atau kelurahan memungkinkan<br />

masyarakat untuk dapat<br />

[<br />

mendaftarkan<br />

T y p e t h e c<br />

anak<br />

o m p a<br />

mereka<br />

n y a d d<br />

untuk<br />

r e s s ]<br />

mengikuti kegiatan<br />

61<br />

persekolahan di sekitar rumah mereka atau yang lebih jauh. Bagaimanapun juga, tidak

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!