GABUNG2_test

Program ini menargetkan pengurangan tingkat fatalitas tiap kendaraan (dan tiap
penduduk) sebesar 50% pada 2020 dan sebesar 80% pada tahun 2035, menggunakan tingkat
fatalitas tahun 2010 sebagai angka dasar (RUNK, 2011). Rencana aksi ini tidak dapat langsung
didanai oleh pemerintah, tapi tetap memberikan pedoman yang bermanfaat bagi seluruh
pemangku kepentingan. Pada tahun 2013, Instruksi Presiden (Inpres) No. 4 Tahun 2013
diterbitkan oleh presiden Indonesia dan mengandung rencana kerja yang detail mengenai
dekade aksi untuk keselamatan di jalan raya (sesuai dengan RUNK) dengan lembaga yang
bertanggungjawab melakukan identifikasi dan menyiapkan jadwal untuk setiap rencana aksi.
Inpres 4/2013 kemudian harus diteruskan menjadi agenda tingkat lokal, dan harus disediakan
pedoman mengenai rencana kerja dan jadwal yang berkesuaian dengan rencana strategis
nasional (RENSTRA).
Kondisi keselamatan di jalan raya Indonesia sangatlah bermasalah. Jumlah korban
kecelakaan tahun 2010 adalah 31.234 dan beberapa studi menyatakan bahwa angka tersebut
masih di bawah angka yang seharusnya (INDII, 2010). Indonesia berada dalam kondisi yang
menentukan untuk mengontrol tingkat keselamatan di jalan raya bagi masyarakatnya.
gambar1 Target Pengurangan Tingkat Fatalitas Kecelakaan di Jalan raya tahun 2020 - 2035
(Yahya, 2012)
Indonesia juga sedang mengalami pertumbuhan tinggi jumlah kendaraan bermotor
khususnya sepeda motor. Tabel 1 dan 2 menunjukkan pertumbuhan kendaraan bermotor dan
kondisi keselamatan di jalan raya dan gambar 1 menunjukkan proyeksi dari tingkat kecelakaan
di jalan raya Indonesia apabila tidak ada perbaikan yang dilakukan dan apabila ada upaya untuk
mencapai target pengurangan sebesar 50% pada 2020 dan 80% pada 2035 (Yahya et al, 2011).
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 45