11.05.2013 Views

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

This document is created Amat jarang with Perjanjian trial version Lama of dituding CHM2PDF sebagai Pilot penyalahgunaan 2.15.74.<br />

yang lebih dahsyat dari buku<br />

ini. Benar-benar merupakan buku yang sangat jelek (saya harus katakan sebagai `buku yang<br />

menderita sakit').5<br />

Menunjukkan sikap memusuhi secara terang-terangan terhadap Perjanjian Lama dan hasrat yang<br />

kuat ingin memutus hubungan dengan agamaKristen, Delitzsch telah menulis dengan nada sinis yang<br />

merendahkan buku dan popularitas namanya semakin dipertunyakan karena sikap antipati terhadap<br />

Semitisme<br />

ii. Dapatkah Ilmuwan yang Anti-Yahudi Tidak Memihak Ketika Berhubungan dengan satu<br />

Tema tentang Keyahudian?<br />

John Strugnell, seorang guru besar dari Universitas Harvard, menduduki jabatan sebagai pemimpin<br />

redaksi resmi team editorial Dead Sea Scroll pada tahun 1987, yang akhirnya dipecat yang dipublikasikan<br />

secara luas tiga tahun kemudian. Masalahnya bermula dengan wawancara yang dilakukan oleh seorang<br />

wartawan Israel Avi Katzman (seperti dimuat dalam harian Ha'aretz, 9 November 1990), di mana karena<br />

menderita depresi mental, ia mengungkapkan perasaan anti Yahudi. Di antaranya adalah agama Yahudi<br />

sebagai "agama yang mengerikan", yang menyatakan bahwa masalah agama Yahudi dapat dise]esaikan<br />

dengan baik melalui masuknya orang-orang Yahudi dalam agama Kristen secara massal, dan juga<br />

pernyataan bahwa agama Yahudi pada dasarnya bersifat rasialis. Walaupun ia katakan pada awal<br />

wawancara tidak berniat supaya dikatakan anti Semit, Katzman tidak peduli akan permintaan mereka, dan<br />

bahkan mengkritik dengan istilah yang vulgar. Dalam hal ini Strugnell curiga bahwa,<br />

Di belakang Mr. Katzman [ada satu kebimbangan] apakah keilmuan Kristen dapat melakukan<br />

penelitian secara memihak dengan sistem scroll, karena bahan itu merupakan dokumen milik sekte<br />

Yahudi.... Saya merasa geli saat mendengar orang seperti Schiffman [dari Universitas New York]<br />

mengatakan, 'amat disayangkan tidak ada ilmuwan Yahudi yang sedang me lakukan kajian teks-teks<br />

tersebut'.6<br />

Gara-gara tulisannya, ia kemudian dipecat. Beberapa tahun kemudian terus menghujat<br />

penolakannya sebagai anti-Semit, tetapi sebaliknya bersikeras menyatakan anti-Yahudi: seseorang<br />

bukannya antagonistik terhadap orang Yahudi secara individu atau masyarakat, melainkan hanya terhadap<br />

agama Yahudi.<br />

Tetapi saya tidak begitu peduli apakah saya benci atau tidak terhadap agama Yahudi. Saya<br />

menginginkan sesuatu yang lebih buat agama Kristen. Saya ingin kekuasaan Kristus lebih besar, memiliki<br />

lebih dari 20 juta orang-orang Yahudi sebagai pengikutnya.7<br />

Dalam mempertahankan kepercayaan aguma Kristen, Prof. Strugnell semestinya memahami akan<br />

pentingnya teologis Dead Sea Scroll, kalau tidak, memperoleh jabatan pemimpin redaksi hanyalah<br />

laksana seorang yang mengigau di siang hari. Pemecatannya bukan lantaran ketidakrnampuan, bukan<br />

juga karena tidak percaya atau penghinaan terhadap manuskrip yang di bawah pengawasannya.<br />

Sebagaimana yang ia nyatakan, hal itu bersumber dari ketakutan orang Yahudi mengenai subjektivitasnya<br />

dalam meneliti dokurnen agamanya disebabkan, antara lain, kecintaannya pada Kristus. Persaingan<br />

agama ini memberi alasan yang cukup untuk melarangnya terlepas dari kemampuan akademis yang<br />

dimiliki.<br />

iii. Apakah Para Ilmuwan Yahudi Bebas Mengkaji Topik-Topik Keyahudian?<br />

Kita telah menunjukkan dua permasalahan di mana tuduhan anti Semit menyebabkan larangan para<br />

ilmuwan hebat melakukan kajian terhadap tematema yang berkaitan dengan agama Yahudi. Namun,<br />

bagaimana nasib para ilmuwan Yahudi yang hebat-hebat, apakah semestinya mereka juga dianggap layak<br />

mengkaji bahan-bahan yang sensitif?<br />

Dead See Scroll (Gulungan Kertas Laut Mati) ditemukan pada awal tahun 1947. Kendati tim redaksi<br />

telah menyelesaikan satu transkripsi keseluruhan teks pada akhir tahun 1950an (termasuk seluruh<br />

indeks), la tetap menjadi rahasia, bukan saja mengenai transkrip, tetapi mengenai keberadaan teks itu<br />

sendiri. Dengan mengambil waktu yang cukup lama, tim telah menghabiskan waktu selama empat puluh<br />

tahun dan hanya mampu menerbitkan dua puluh persen dari keseluruhan teks yang ditugaskan. Hershel<br />

Shanks, pemimpin redaksi Biblical Archeology Review, memojokkan direktur bidang barangbarang antik<br />

Israel (Antiquities Department), selama lebih dari dua puluh lima tahun dalam mencari indeks, di mana la<br />

mengakui ketidaktahuannya tentang masalah tersebut.8 Sementara kalangan akademik mendesak ingin<br />

mendapat edisi faksimile dari teks yang belum diterbitkan, yang hanya memperoleh respons yang kurang<br />

bersahabat dari para anggota redaksi skrol, guna mempertahankan pengawasan sepenuhnya terhadap<br />

semua penemuan.9<br />

Karena kritikan yang begitu santer, Jenderal Amir Drori, kepala bidang urusan barang antik<br />

Israel, terpaksa mengeluarkan pernyataan press pada Septemher 1991, berjanji akan lebih<br />

memheri kebebasan untuk mendapatkan foto-foto Skrol tersebut.10<br />

Jendral Drori mengumumkan hahwa menjadikan teks itu tersedia untuk semua kalangan,<br />

berarti membuat kemungkinan 'penafsiran yang pasti' (delinitive interpretation) dalam keadaan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!