11.05.2013 Views

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

This document is created with trial version of CHM2PDF Pilot 2.15.74.<br />

I . SEJARAH TEKS AL- QUR'AN<br />

.<br />

The History of The Qur'anic Text<br />

- From Revelation to Compilation -<br />

Sejarah Teks Al-<strong>Quran</strong> - Dari Wahyu Sampai Kompilasinya -<br />

Prof. Dr. M.M al A'zami<br />

< BACK<br />

.<br />

INDEX NEXT ><br />

BAB 12 :<br />

METODE PENDIDIKAN MUSLIM 1<br />

The History of The Qur'anic Text hal 183 - 190<br />

Kitab suci agama Yahudi dan Kristen nyaris telantar oleh tangan orangorang yang semestinya<br />

diharapkan jadi pembela setia. Jika dalam bab-bab sebelumnya kita bermaksud hendak membiasakan<br />

sikap kaum muslimin terhadap Al-Qur'an dan Sunnah, karena penghargaannya, mungkin mereka kurang<br />

mampu menikmati kepuasaan melainkan setelah membandingkan dengan Kitab Injil. Pembahasan secara<br />

mendasar mengenai metode pendidikan umat Islam dirasa perlu-sebuah ilmu unik dan tak ada yang<br />

menyaingi hingga hari ini serta amat penting dalam pemeliharaan Al-Qur'an dan Sunnah berlandaskan<br />

iman sesuai dengan kehendak Allah<br />

"Sesungguhnya Kami telah turunkan Al-Qur'an, dan Kami akan memeliharanya"2<br />

Karena Al-Qur'an secara tegas menyebut adanya kerusakan kitab-kitab itu dari dalam, maka<br />

komunitas Muslim merasakan betapa pentingnya memagari AI-Qur'an dari segala pengaruh yang<br />

meragukan. Sepanjang sejarah Islam para penghafal Al-Qur'an, huffaz, memiliki keutuhan tekad<br />

menyimpan isi kitab Al-Qur'an sepenuhnya ke dalam hati yang jumlahnya mencapai jutaan sejak<br />

kelompok remaja hingga orang tua, jadi tulang punggung dalam pemeliharaan ini; suatu keadaan yang tak<br />

pernah terjadi pada Kitab Taurah dan Injil dan bahkan sikap kehati-hatian tidak terhenti sebatas itu.<br />

Menulis sebuah buku dengan nama samaran adalah teramat mudah, apa lagi dalam dunia literatur<br />

penggunaan nama pena sudah jadi masalah yang lumrah. Demikian pula, suatu hal yang mungkin terjadi<br />

mengubah karya orang lain yang kemudian diterbitkan kembali atas nama pengarang sesungguhnya.<br />

Masalahnya, bagaimana kejahatan perbuatan seperti itu dapat dicegah? Dalam mencari jawaban, kaum<br />

Muslimin telah merancang solusi sejak dahulu, membuat satu sistem yang tahan uji dan telah beroperasi<br />

selama delapan atau sembilan abad; hanya karena melemahnya Islam di pentas politik, sistem itu terhenti<br />

dan bahkan cenderung terabaikan. Mengkaji ulang sistem ini berarti memasuki wilayah sentral tentang<br />

proses belajar dan mengajar tentang ilmu Islam.<br />

1. Kehausan Sumber Informasi<br />

Sebelum Islam muncul, tak ada sumber yang mencatat akan adanya buku bahasa Arab di<br />

semenanjung Arabia. Sebenarnya Al-Qur'an merupakan buku pertama berbahasa Arab di mana<br />

iqra' (berarti: bacalah!) merupakan pembuka kata yang diwahyukan. Dengan silabe ungkapan itu menandai<br />

bahwa pencarian ilmu telah menjadi satu kemestian: menghafal sekurang-kurangnya beberapa surah<br />

terlepas apakah ia orang Arab atau bukan guna melaksanakan shalat sehari semalam. Sejarah juga<br />

mencatat, saat Rasulullah sampai di Madinah, beliau segera memenuhi keperluan ini mengatur<br />

persekolahan3 dan minta setiap yang berilmu walau masih minim (ballighu `anni walaw ayah) agar<br />

menyampaikan pada yang lain. Enam puluh penulis wahyu yang bekerja di bawah pengawasan Nabi<br />

Muhammad saw. dijadikan upeti dalam memerangi kej ahilan.4<br />

Di zaman kekuasaan para Khalifah, terutama tiga orang pertama sehingga tahun 35 hijrah, Madinah<br />

berfungsi sebagai pusat agama, militer, ekonomi, dan administrasi negara Islam yang pengaruhnya<br />

merebak hingga menembus sejak dari Afghanistan ke Tunisia, Turki selatan hingga Yaman, dan Muscat<br />

hingga ke Mesir. Arsip-arsip yang begitu banyak mengenai segi-segi pemerintahan dibangun,<br />

dikelompokkan, dan disimpan di Bayt al-Qaratis (rumah arsip)5 pada masa pemerintahan `Uthman. Ilmu<br />

administrasi, hukum keagamaan, strategi politik dan kemiliteran, serta semua hadith Nabi disampaikan<br />

pada generasi penerus melalui sistem yang sedemikian unik.6<br />

2. Hubungan Ptibadi: Unsur Penting dalam Sistem Pengajaran

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!