11.05.2013 Views

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

This document is created with trial version of CHM2PDF Pilot 2.15.74.<br />

Dari carta ini kita catat bahwa Mushaf Malik tetap identik (sama) dengan Mushaf Madinah sampai<br />

surah 41; dari surah 42 dan berikutnya, Mushafnya sama dengan Mushaf ‘Uthmani, Kufa, dan Basra.<br />

Menjabat sebagai salah satu anggota panitia dua betas yang menuliskan Mushaf ‘Uthmani, Malik juga<br />

pada waktu yang sama menulis Mushaf ini untuk digunakan oleh dirinya sendiri. Menimbang daftar di atas<br />

tadi, kita dapat menyimpulkan bahwa dia telah kerja bersama-sama dengan kelompok yang menyiapkan<br />

Mushaf Madinah. Setelah selesai lima per enam Mushaf itu, dia pindah ke kelompok yang menyiapkan<br />

Mushaf Kufah dan Basra. Oleh karena itu, satu per enam sama dengan Mushaf ‘Uthmani, Kufah, dan<br />

Basra.<br />

Ini membolehkan kita melihat beberapa pendapat tentang penyiapan naskah resmi: ini adalah usaha<br />

tim yang sebagian didiktekan dan sebagian lagi ditulis. Poin yang lebih menarik, menurut pendapat saya,<br />

inisiatif dan kecerdasan individu yang menulis naskah pribadinya. Kita tidak tahu secara betul bagaimana<br />

naskah pribadi ini ditulis; dalam pernyataan yang ditulis oleh Ibn Shabba,<br />

"'Uthman memerintahkan orang-orang untuk menulis Mushaf ”.<br />

Ini bisa diartikan bahwa masyarakat diberikan dorongan untuk menulis naskah untuk digunakan oleh<br />

mereka masing-masing.<br />

Mushaf Malik bin Abi 'Amir al-Asbahi mempunyai pemisah surah dan ayat, sedangkan Mushaf<br />

‘Uthmani tidak. Kekurangan ini mungkin dengan sengaja sebagai taktik bagi Khalifah, mungkin untuk<br />

meyakinkan bahwa teks Al-Qur'an bisa diberi lebih dari satu'cara pemisahan ayat, atau sebagai masalah<br />

tambahan dalam menghadapi orang yang mau membaca dengan sendiri tanpa ada bimbingan seorang<br />

guru yang diakui. Banyak ilmuwan yang berpendapat bahwa sebuah mushaf tua yang ada tanda pemisah<br />

ayat dan surah semestinya ditulis setelah Mushaf ‘Uthmani, tetapi dengan diberikan contoh ini kita bisa<br />

melihat bahwa itu tidak semestinya benar.<br />

48. Sebenarnya Mushaf Madinah telah musnah pada saat pertempuran yang mengakibalkan<br />

terbunuhnya 'Ulhman. ibn Shabba, Tarikh al-Madinah, hLm. 7-8). Lalu bagaimana beberapa ilmuwan<br />

bisa memeriksa Mushaf yang disimpan di Madinah? Jawabannya ada dua segi. Pertama, Abu<br />

Darda', seorang sahabat terkenal, yang meninggal pada tahun yang sama dengan 'Uthman,<br />

menjelaskan kajian secara detail atau Mushaf yang dikirim oleh 'Uthman termasuk Mushaf yang<br />

disimpan di Madinah. Penemuannya, terdaftar sebelum Mushaf Madinah hilang, berguna sebagai<br />

model untuk ilmuwan berikutnya. (untuk contoh, lihat Abu' ubaid, Fada'il, film 330-2.). Kedua,<br />

(mungkin ini lebih penting) ilmuwan-ilmuwan ini, yang tidak lagi bisa menganalisis Mushaf<br />

Madinah contohnya, selalu mengatakan dalam tulisannya bahwa mereka telah memeriksa "Mushaf<br />

orang-orang Hejaz (Arab bagian Barat)." Artinya, apa yang mereka periksa adalah duplikat asli<br />

Mushaf Madinah, yang dibuat oleh para sahabat yang terkenal atau ilmuwan-ilmuwan untuk<br />

kegunaan pribadi masing-masing sebelum Mushaf itu hilang (lihat buku ini, teks di bawah tabel hlm.<br />

111). Dengan cara ini mereka bisa mengesampingkan fakta kehilangan mushaf, dan melakukan<br />

analisis teksnya secara detail.<br />

49. Ibn Abi Dawud, al-Masahif hlm. 37-38, 41. Informasi yang sama tetapi melalui riwayat lain; lihat<br />

juga Abu 'Ubaid, Fada'il, hlm. 328-9.<br />

50. Berdasarkan kepada riwayat Hafs dari 'Asim (mewakili salah satu [qira'ah sab'ah] tujuh bacaan<br />

yang sepakat diterima oleh pembaca Al-Qur’an yang authoritatif).<br />

51. Lihat Ibn Mujahid, Kitab as-Sab'a, hlm. 390. Ibn Kathir, Nafi, dan ibn 'omir membaca<br />

( ) sebagai mana ditemui di Mushaf Makkah, Madinah dan Suriah. Sedangkan Abu 'Amr<br />

membaca: ( ) sebagaimana ditemui di Mushaf Basra dan Kufa.<br />

52. Dalam kolom ini ada kesalahan, didalam dua kolom pertama kelihatannya perlu dibetulkan. Saya<br />

telah mencoba untuk membetulkannya. Wa Allah A'lam.<br />

53. Saya maksudkan riwayar Hafs dari ' Asim.<br />

54. Abu 'Ubaid, Fada'il , hlm. 333; lihat juga ad-Dani, al-Muqni , hlm. 118-9.<br />

55. Ini juga adalah metodologi para muhaddithin (ahli hadith) yang terdahulu. Dalam<br />

membandingkan beberapa naskah hadith yang sama manuskripnya, mereka baik menyebutkan satu<br />

naskah tanpa merujuk kepada perbedaan, atau menyebutkan semua perbedaan didalam teksnya<br />

sendiri daripada menempatkan catatan di tepi. Contohnya dalam Sahih muslim, hadith tentang salat<br />

no. 245 hanya menunjukkan riwayat Ibn Numair; tiga hadith sebelumnya (salat no. 242), dan<br />

menyediakan semua riwayat yang berbeda dan meletakkannya dalam teks utama.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!