11.05.2013 Views

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

- Abu Zur'ah Kaltani Kaltani<br />

This document is created with trial version of CHM2PDF Pilot 2.15.74.<br />

Dari tabel di alas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebanyak 115 murid mengkaji bagian ke enam<br />

secara langsung dari Ibn Qudamah; namun yang belajar dari murid-muridnya berjumlah sekitar 450 orang. Dari<br />

sekian banyak manuskrip Sunan Ibn Majah yang beredar ketika itu, kemungkinan besar terdapat manuskrip<br />

lain yang juga memasukkan nama Ibn Qudamah dalam ijazah bacaan mereka. Manuskrip-manuskrip itu boleh<br />

jadi belum ditemukan lagi ataupun mungkin tidak akan ditemukan sama sekali. Informasi mengenai jumlah<br />

tulisan yang banyak dalam satu manuskrip ini menunjukkan bahwa seluruh diagram jaringan mata rantai<br />

riwayat yang dibuat hingga kini, baik untuk Ibn Majah atau karya-karya yang lain, masih sangat sedikit, dan<br />

kita tidak dapat mengatakan sebagai hal yang belum sempuma, jika tak ingin mempermalukan diri kita<br />

sendiri.<br />

8. Pengaruh Metodologi Hadith pada Cabang Ilmu Lainnya<br />

Begitu ampuh metode ini, dan mampu tahan uji sehingga begitu cepat melintasi batasan literatur hadith<br />

dan guna memasukkan semua karya ilmiah:<br />

Beberapa contoh di bidang ilmu tafsir, lihat Tafsir 'Abdur-Razzaq (w. 211 H.) dan Sufyan<br />

ath-Thauri (w. 161. H.)<br />

Dalam bidang sejarah, lihat Tarikh Khalifah bin Khayyat (w. 240 H.)<br />

Dalam bidang hukum, lihat Muwatta' Imam Malik (w. 179 H.)<br />

Dalam karya sastra dan cerita dongeng, lihat al-Bayan wa at-Tabyin oleh<br />

al-Jahiz (150-255 H.) dan al-Aghani oleh al-Asfahani (w. 356 H.). Karya yang disebut terakhir ini terdiri dari dua<br />

puluh jilid yang menceritakan tentang kisah para komposer, penyair, clan artis lagu (pria dan wanita), juga<br />

anekdot-anekdot tak vulgar penghiburkan hati. Yang menarik adalah, bahkan dalam cerita-cerita yang<br />

menggelitik, kita dapatkan hal itu disertai juga dengan isnad yang lengkap. Apabila pengarang mengambil<br />

bahan dari buku yang tidak punya surat izin, ia akan menyatakan, "Saya mengopi dari buku ini dan itu."<br />

9. Isnad dan Transmisi Al-Qur'an<br />

Semua kajian ini dapat memunculkan sebuah pertanyaan penting. Apabila metode yang ketat disiplin<br />

berfungsi sebagai jalan kerja harian dalam pengalihan informasi, segalanya dari mulai Sunnah sampai kisah<br />

cinta para penyanyi sekali pun, mengapa tidak diterapkan juga untuk Al-Qur'an?<br />

Dalam memberi jawaban, ia menuntut kita mengingat kembali sifat Kitab Suci ini. Karena ia merupakan<br />

Kalam Allah dan sangat penting dalam setiap shalat, maka penggunaannya selalu lebih luas dari Sunnah.<br />

Keperluan dalam penggunaan jaringan mata rantai clan ijazah bacaan bagi setiap orang yang ingin<br />

mempelajari Al-Qur'an, tentunya akan lebih. Seseorang yang ingin mempelajari seni baca Al-Qur'an secara<br />

profesional, hendaknya ia melatih suara dan makharij (cara mengeluarkan huruf) yang digunakan oleh para<br />

juru baca kenamaan pemegang ijazah dengan urut-urutan mata rantai yang akhirnya sampai pada Nabi<br />

Muhammad %% Abu al-`Ala' al-Hamadhani al-`Attar (488569 H./1095-1173 M.), seorang ilmuwan yang<br />

terkenal, membuat kompilasi biografi para juru baca Al-Qur'an yang diberi judul al-Intisar fi Ma'rifat Qurra' al-<br />

Mudun wa al-Amsar. Buku yang terdiri dari dua puluh jilid ini, disayangkan telah musnah sejak dulu. Namun<br />

demikian, kita masih dapat mengutip beberapa butir kandungan informasi melalui para ilmuwan yang menulis<br />

tentang hal itu; misalnya kita dapat melihat daftar guru-guru pengarang clan juga guru-guru mereka secara<br />

lengkap, dalam satu jalur yang pada akhirnya bertemu atau sampai pada Nabi Muhammad %%% yang<br />

jumlah halaman bermula dari 7 hingga 162 dari buku tersebut.51 Semuanya merupakan para juru baca AlQur'<br />

an yang cukup terlatih. Jika kita ingin memperpanjang skema yang ada pada daftar itu dengan memasukkan<br />

yang nonprofesional akan menjadikan kerja itu sia-sia. Bahkan kecepatan penyebaran Al-Qui an itu sendiri<br />

sangat susah untuk mengukurnya. Guna menenangkan rasa ingin tahu tentang jumlah<br />

murid yang belajar kitab ini dari satu halaqah di kota Damaskus, Abu adDarda' (w. sekitar 35 H./655<br />

M.) meminta Muslim bin Mishkam menghitung untuknya: hasilnya melebihi 1600 orang. Para murid yang<br />

menghadiri pengajian sistem melingkar (halaqah) Abu ad-Darda' secara bergiliran setelah shalat subuh,<br />

pertama-tama mereka mendengarkan bacaan yang diikuti oleh murid-muridnya, clan juga melatih sendiri-<br />

sendiri.52<br />

Dengan menerima keterlibatan dua metode yang berbeda dalam penyebaran Al-Qur'an versus Sunnah,<br />

masih terdapat beberapa persamaan mengenai transmisi kedua:<br />

1. Ilmu pengetahuan menghendaki hubungan langsung, dan berpijak sepenuhnya pada buku<br />

sangat tidak dibenarkan. Semata-mata memiliki sebuah Mushaf, tidak akan dapat<br />

menggantikan fungsi kemestian belajar membaca dari seorang guru dengan ilmu yang memadai.<br />

2. Standar moralitas yang ketat diperlukan bagi semua guru. Jika seorang sahabat dekat<br />

meragukan kebiasaan akhlaknya, maka tak akan ada siapa pun yang hendak berguru<br />

kepadanya.<br />

3. Melukis,diagram tentang transmisi dengan data bibliograti semata, tidak dapat memberi

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!