11.05.2013 Views

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

This document Seandainya is created kita with mempunyai trial version dua manuskrip, of CHM2PDF masing-masing Pilot 2.15.74.<br />

mengandung berikut ini:<br />

"Dia mencium perempuan dan kemudian melarikan diri" dan "Dia membunuh perempuan<br />

dan kemudian melarikan diri". Sekarang dalam keadaan ketiadaan konteks yang kita jadikan indikasi,<br />

untuk memutuskan yang benar menjadi sangat tidak mungkin: jelas sekali kita menghadapi problem<br />

tekstual. Andaikan kemudian kita mempunyai sepuluh manuskrip dengan mata rantai transmisi yang<br />

berbeda, sembilan di antaranya memuat kalimat: "Dia mencium perempuan, kemudian<br />

melarikan diri" sedangkan yang kesepuluh memuat kalimat : "Gajah perempuan<br />

kemudian dia melarikan diri" Selain tidak jelas, kalimat ini juga bertentangan dengan sembilan manuskrip<br />

yang lain, yang semuanya setuju pada makna yang masuk akal, jadi jelas membuang kata gajah menjadi<br />

satu-satunya jawaban yang dapat dipahami. Sama halnya dengan masalah manuskrip Al-Qur'an. Jika kita<br />

pilih seratus Mushaf, yang berasal dari beberapa tempat dan masing-masing memuat tulisan tangan dan<br />

tanggal yang berbeda, dan jika keseluruhannya sama kecuali satu Mushaf-lagi-lagi, jika kesalahannya<br />

tidak masuk akal-maka semua orang yang berakal akan menyifatkannya keganjilan yang sebagai salah<br />

tulis.<br />

Jeffery menuduh kaum Muslimin memalsukan kitab mereka sendiri,<br />

Ketika kita membuka Al-Qur'an, kita menemukan bahwa manuskrip zaman klasik tidak ada<br />

yang mempunyai tanda huruf hidup (vowels) dan semuanya ditulis dalam skrip Kufi yang<br />

sangat berbeda dengan skrip yang dipakai pada naskah zaman kita sekarang. Memodernkan<br />

skrip dan ortografi, dengan memberikan tanda huruf hidup dan tanda titik pada teks, yang itu<br />

telah benar-benar terjadi, merupakan sesuatu yang disengaja, akan tetapi usaha mereka itu<br />

melibatkan pemalsuan teks. Itulah masalah kita sekarang.22<br />

Dia melakukan perkara yang bodoh dengan mengklaim bahwa yang terdahulu dinamakan Mushaf<br />

dan ditulis dalam skrip Kufi, karena sebenarnya teks itu ditulis dalam skrip Hejazi berbentuk miring<br />

sebagai mana terlihat pada gambar 7.1.23 Tambah lagi, dia mengakui skrip Kufi sangat berbeda dari skrip<br />

yang digunakan hari ini, dan bahkan menganggap pembaruan skrip sebagai bentuk pemalsuan. Andaikan<br />

saya menulis artikel seluruhnya dengan tangan dan mengirimkannya kepada penerbit, haruskah saya<br />

anggap bahwa dia bersalah karena memalsukan artikel saya ketika saya melihat artikel saya dalam<br />

bentuk huruf Helvetika atau Time New Roman? Apakah bahasa Arab dianggap bahasa mati, seperti halnya<br />

huruf Hieroglyphic, dan apakah AI-Qur'an sudah hilang beratus-ratus tahun, seperti Taurat, lalu pemalsuan<br />

teks terjadi jauh ke belakang setelah itu; karena kita coba berusaha meraba-raba membaca buku yang<br />

sudah lama hilang dalam bentuk skrip yang tidak dapat dibaca, memaksakan sangkaan kita pada<br />

keseluruhan teks. Kenyataannya, walaupun skrip Kufi masih dapat dibaca hari ini, dan tradisi pengalihan<br />

(transmisi) Al-Qur'an secara lisan telah menjiwai kaum Muslimin, menjadikan persoalan yang ada semakin<br />

terang, maka Jeffery tidak mempunyai masalah lagi yang perlu dipertahankan mati-matian.24<br />

4. Penyebab Kedua yang Mengakibatkan Banyak (Multiple) Bacaan (varian,<br />

Beragam)<br />

Dalam pengumpulan materi untuk keperluan penelitian ini, Jeffery menggunakan metodologi<br />

orientalis dan menolak cara kritis kaum Muslimin dalam menganalisis isnad.25 Dia menjelaskan<br />

kriterianya:<br />

Dan orang-orang yang dianalisis, metode mereka adalah untuk mengumpulkan semua pendapat,<br />

spekulasi, asas praduga, dan kecenderungan untuk menyimpulkan melalui pemilihan clan<br />

penemuan yang sesuai dengan tempat, waktu, dan kondisi pada waktu mengambil pertimbangan<br />

teks tanpa menghiraukan mata rantai riwayat. Untuk membangun teks Taurat dan Injil sama<br />

caranya dengan pembuatan teks puisi Homer atau surat Aristotle, yang ahli filsafat.26<br />

Sudah tentu kita tidak dapat mengembalikan masa lampau, tetapi kita dapat mengingat sebagian<br />

yang ada melalui sistem persaksian dan pertimbangannya. Menurut metodologi penelitian dan pendirian<br />

ilmuwan Muslim, sangat tidak jujur dalam masalah saksi, jika menempatkan persaksian orang-orang jujur<br />

dan amanah sejajar tingkatannya dengan pembohong. Tetapi metodologi Jeffery memberikan pengakuan<br />

anggapan pembohong sama seperti seorang yang jujur;27 Selama tujuan mereka terlaksana, dia dan<br />

teman penyokongnya menerima material yang berbeda-beda seperti yang dituduhkan kepada tulisan Ibn<br />

Mas'ud atau siapa saja, terlepas sumber yang ada dapat dipercaya atau tidak, dan memandang rendah<br />

kekayaan bacaan yang begitu terkenal.<br />

Dia beralasan bahwa selain dari tidak ada tanda titik (yang saya telah menjawabnya), perbedaan<br />

juga muncul karena beberapa pembaca menggunakan teks yang bertanggalkan sebelum Mushaf ‘Uthmani,<br />

yang kebetulan berbeda dengan kerangka ‘Uthmani dan yang tidak dimusnahkan walaupun ada perintah<br />

dari khalifah.28 Tetapi anggapan ini dibesar-besarkan tanpa ada bukti yang kukuh. Contohnya, koleksi<br />

Jeffery tentang varian dari Mushaf Ibn Mas'ud dianggap tidak sah karena sejak awal lagi tidak ada satu pun<br />

dalam daftar bacaannya yang menyebut Mushaf Ibn Mas'ud. Kebanyakan bukti yang ada hanya

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!