%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran
%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran
%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
This document is created with trial version of CHM2PDF Pilot 2.15.74.<br />
I . SEJARAH TEKS AL- QUR'AN<br />
.<br />
The History of The Qur'anic Text<br />
- From Revelation to Compilation -<br />
Sejarah Teks Al-<strong>Quran</strong> - Dari Wahyu Sampai Kompilasinya -<br />
Prof. Dr. M.M al A'zami<br />
< BACK<br />
.<br />
INDEX NEXT ><br />
BAB 2 :<br />
SEKILAS TENTANG SEJARAH ISLAM DI MASA SILAM<br />
The History of The Qur'anic Text hal 37 - 42<br />
3. Meninggalnya Nabi Muhammad Dan Kepemimpinan Abu Bakr<br />
i. Abu Bakr Menangani Gerakan Pemurtadan<br />
Meninggalnya Nabi Muhammad pada tahun ke-11 hijrah telah mengantarkan Abu Bakr sebagai<br />
pewaris negara Islam yang sedang mekar. Pada masa kegemilangan Nabi Muhammad, beberapa orang<br />
munafiq seperti Musailama al-Kadhab,82 memproklamasikan diri sebagai seorang nabi baru.83 Dengan meninggalnya<br />
Nabi Muhammad, pemurtadan terjadi di sebagian besar wilayah Madinah.84 Beberapa kepala<br />
suku yang merasa kehilangan kedudukan selama kehidupan Nabi Muhammad mengikuti jejak Musailama<br />
ngaku-ngaku sebagai nabi baru, seperti Tulaiha bin Khuwailid dan seorang wanita yang mengaku sebagai<br />
nabi, seperti Sajah binti al-Harith bin Suwaid, pengikut agama Kristen.85<br />
Keadaan sedemikian ruwet sehingga ‘Umar menyarankan agar Abu Bakr melakukan sikap<br />
kompromis untuk sementara waktu dengan mereka yang tak mau membayar zakat. la bersikeras clan<br />
menolak pendapat itu dan bahkan mengatakan, "Demi Allah, dengan sikap pasti, saya akan perangi setiap<br />
yang memutus shalat dari bayar zakat suatu keharusan bagi tiap orang kaya. Demi Allah, jika terdapat<br />
seutas benang pengikat- sebuah kosakata yang digunakan untuk mengikat kaki unta-yang telah<br />
ditentukan oleh Rasulullah untuk dikeluarkan zakat sedang mereka menolaknya, saya akan perangi<br />
perkara yang demikian."86 Abu Bakr berdiri sendiri dalam mempertahankan pendapat laksana gunung<br />
raksasa yang tak mungkin tergoyahkan sehingga tiap orang memihak padanya.<br />
Dalam mengatasi penyelewengan, Abu Bakr bergegas ke Dhul-Qassa, yang berjarak lebih kurang<br />
enam mil dari kota Madinah.87 Beliau memanggil seluruh pasukan militer yang ada dan membagi-bagi ke<br />
dalam sebelas resimen dilengkapi seorang komandan terkemuka pembawa panji pada setiap bagian<br />
dengan tujuan tertentu. Khalid bin al-Walid ditugaskan mengatasi Tulaiha bin Khuwailid; `Ikrima putra Abu<br />
Jahl bersama Shurahbil untuk mengatasi Musailama; Muhajir putra Abu Umayyah ditugaskan menghadapi<br />
sisa-sisa kekuatan al-Aswad al-Ansari dan Hadramout; Khalid bin Sa'id bin al-'As diberi tugas mengatasi<br />
al-Hamqatain di perbatasan Syria, 'Amr bin al-'As diberi tugas mengatasi Quza' ah dan lainnya; Hudhaifa<br />
bin Mihsin al-Ghalafani ditugaskan ke Daba di Teluk Aman; `Arfaja bin Harthama ke Mahara; Turaifa bin<br />
Hajiz kepada ban! Sulaim; Suwaid bin Muqarrin pada Tahama di Yaman; al-'Ala' bin al-Hadrami diberi tugas<br />
ke Bahrain; dan Surahbil bin Hasana ke daerah Yamama dan Quda'a.88<br />
Di antara itu semua, barangkali. peperangan terbesar yang paling sengit adalah terjadi di Yamama<br />
melawan Musailama dengan jumlah pasukan melebihi empat puluh ribu di mana memiliki hubungan<br />
antarsuku terbesar di wilayah itu. Ikrima pada mulanya diutus mengatasinya namun karena kemampuan<br />
yang terbatas ia dikirim ke wilayah lain. Shurahbil, yang ditugaskan membantu 'Ikrima, diberitahukan agar<br />
menunggu kehadiran komandan baru, Khalid bin al-Walid, yang akhirnya menewaskan pasukan militer<br />
Musailama yang begitu mengagumkan.<br />
Setelah penumpasan para pemberontak dan kembalinya semenanjung Arab di bawah pengawasan<br />
tentara Muslim, Abu Bakr menugaskan Khalid bin al-Walid menuju Irak.89 Di sana mampu mengalahkan<br />
tentara Persia di Ubulla, Mazar, Ullais (pada bulan Safar tahun ke-12 Hijrah/bulan Mei tahun 633 Masehi).<br />
Walujah disulap menjadi sungai banjir darah (pada bulan yang sama), Amghisia, dan Hira (Dhul Qi'da pada<br />
tahun ke-12 Hijrah/Januari tahun 634 Masehi),90 tempat la mendirikan pusat pertahanan.91 Setelah Hira ia<br />
melaju ke Anbar (tahun 12 Hijrah/di musim semi tahun 633 Masehi) dan menemukan kota pertahanan<br />
dilindungi oleh parit-parit. Persyaratan perdamaian dapat diterima, akan tetapi ia terus menuju 'Ain at-Tamr<br />
melintasi padang pasir selama tiga hari ke arah barat Anbar.92 Di sana terdapat musuh campuran antara<br />
orang Persia dan orang-orang Kristen Arab yang sebagian mereka pengikut seorang wanita yang mengaku