%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran
%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran
%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
This document dan is kami created akan with tetap trial bersamamu. version Demi of CHM2PDF Tuhan yang Pilot telah 2.15.74.<br />
mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau<br />
menyeberangi lautan ini sekalipun, saya akan tetap mengarungi lautan dan tak akan ada seorang pun<br />
yang menunggu-nunggu di belakang. Kita tidak gentar sedikit pun menghadang musuh-musuhmu di esok<br />
hari. Kita cukup berpengalaman dan terlatih dan dapat dipercaya dalam pertempuran. Barangkali akan<br />
lebih baik saat Allah mengizinkan kita membuat presentasi sesuatu yang akan membuat engkau senyum,<br />
maka ajaklah menerima rahmat Allah.77 Nabi Muhammad, semakin yakin setelah diberi masukan oleh<br />
ucapan dari Sa'd dan kemudian siap menuju Badr dengan pasukan sebanyak 319 orang, dua ratus<br />
pasukan kuda dan tujuh puluh pasukan unta. Di sanalah mereka menghadang kekuatan tentara Quraish:<br />
seribu orang (enam ratus memakai baju tempur anti peluru, seratus pasukan kuda dan ratusan pasukan<br />
unta.78 Pada hari terakhir karunia Allah tampak terang pada pihak tentara Muslim, dimana musuh-musuh<br />
kafir menderita kekalahan telak dan negara Islam mulai mencapai tingkat kedewasaan menjadi kekuatan<br />
yang terkenal di Semenanjung Arab.<br />
xii. Terbunuhnya Khubaib bin 'Adil al-Ansari<br />
Khubaib, seorang budak Muslim Safwan bin Umayya hendak dieksekusi di depan khalayak sebagai<br />
sikap balas dendam terhadap kematian ayahnya yang gugur sewaktu Perang Badr. Orang-orang<br />
berkumpul hendak menyaksikan peristiwa itu. Di antara mereka adalah Abu Sufyan, yang menghujani<br />
berbagai makian terhadap Khubaib saat membawa keluar untuk dihabisi nyawanya, "Saya bersumpah<br />
karena tuhan Khubaib, adakah anda menginginkan Nabi Muhammad hadir di tempat ini untuk kita penggal<br />
lehernya dan anda akan kami bebaskan hidup bersama keluarga? Khubaib menjawab, "Demi Tuhan, saya<br />
tidak akan mau melihat Nabi Muhammad hadir di sini dan saya lebih suka melihat ia menduduki<br />
kekuasaan daripada saya harus duduk di tengah keluarga." Abu Sufyan berkata sumbar, "Saya tidak<br />
pernah melihat seseorang mencintai orang lain seperti mereka mencintai Muhammad." Kemudian Khubaib<br />
dicincang anggota tubuhnya satu per satu sekecil biji gandum dan darah mengalir dari tiap penjuru<br />
sebelum ia dihabisi.79<br />
xiii. Penaklukan Kota Mekah<br />
Menurut persyaratan Perjanjian Hudaibiyyah (6 A.H.), semua suku diberi pilihan antara mengikuti<br />
Nabi Muhammad atau orang Quraish sesuai kehendak mereka. Suku Khuza'a memilih bergabung dengan<br />
Nabi Muhammad, sedangkan banu Bakr bergabung dengan pihak Quraish. Bani Bakr, mengkhianati<br />
perjanjian dengan bantuan pihak Qurasih menyerang suku Khuza'a. Orangorang suku Khuza'a menuju<br />
tempat suci Ka'bah dengan menyalahi tata cara yang telah disepakati tanpa jaminan keamanan. Mereka<br />
mengeluh menuntut keadilan. Nabi Muhammad menawarkan pada pihak Quraish dan ban! Bakr tiga<br />
pilihan, di mana yang terakhir meminta agar perjanjian Hudaibiyyah dibatalkan. Dengan sikap sombong,<br />
pihak Quraish mengambil pilihan ke-3. Setelah menyadari akan ketidakbijaksanaan pilihan, Abu Sufyan<br />
menemui Rasulullah minta agar perjanjian itu diperbarui akan tetapi kembali dengan tangan hampa. Nabi<br />
Muhammad bersiap-siap melakukan serangan ke Mekah dan seluruh kabilah yang telah mengucapkan<br />
sumpah setia pada umat Islam diminta bergabung pada pasukannya. Dua puluh satu tahun lamanya orang<br />
Quraish me'lakukan berbagai penindasan, penyiksaan, dan kekejaman terhadap umat Islam. Roda kini<br />
berputar dan mereka sepenuhnya menyadari arti persiapan yang dilakukan Rasulullah dan rasa cemas<br />
menghantui setiap rumah. Dengan pasukan sebanyak sepuluh ribu, Nabi Muhammad menuju Mekah pada<br />
hari ke sepuluh Ramadan, tahun ke-8 hijrah. Mereka melakukan camping di suatu tempat bernama Marr<br />
Az-Zahran dan orang Quraish memahami akan fakta ini. Nabi Muhammad bukan hendak mengejutkan<br />
pihak musuh dan tidak pula menghendaki terjadinya pertumpahan darah. la hanya menghendaki pihak<br />
Quraish menyadari sepenuhnya akan situasi sebelum mengambil pilihan perang yang tak berarti.<br />
Sementara Abu Sufyan dan Hakim bin Hizam mulai melakukan tugas mata-mata ketika mereka bertemu<br />
dengan 'Abbas, paman Nabi Muhammad. 'Abbas menasihati agar ia masuk Islam. Islamnya Abu Sufyan<br />
berarti pembuka jalan akan kemenangan tanpa pertumpahan darah.<br />
Kemudian Abu Sufyan menuju Mekah dan memekik suara tangis dengan lantangnya, "Wahai orang<br />
Quraish, inilah Muhaminad telah hadir ke tempat kalian dengan pasukan yang tak mungkin kalian mampu<br />
melawan. Siapa hendak mengungsi di rumah Abu Sufyan la akan selamat, siapa yang ingin mengunci<br />
pintu rumah sendiri, juga selamat. Siapa yang masuk tempat suci Mekah juga selamat." Nabi Muhammad<br />
kembali ke tempat asal kelahirannya, sebuah kota yang membuat ia sengsara beberapa tahun<br />
menghadapi kekejaman dan siksaan. Sekarang pasukan tentara dapat memasuki Mekah tanpa darah<br />
setetes pun. Perlawanan kecil-kecilan terlihat di sana sini sedang Nabi Muhammad berdiri di depan pintu<br />
Ka'bah memberi kata sambutan dengan diakhiri seruan, "Wahai orang Quraish, apa yang ada di benak<br />
hati kalian tentang apa yang hendak saya lakukan terhadap kamu semua?" Mereka semua menjawab, "O,<br />
saudaraku yang mulia dan anak terhormat saudaraku! Saya tak mengharapkan sesuatu, kecuali rasa<br />
belas kasihmu." Lalu la menjawab, Pergilah kalian dengan bebas merdeka!"80<br />
Itulah grasi ampunan yang la demonstrasikan pada tiap penduduk Mekah yang telah melakukan<br />
penyiksaan terhadap umat Islam selama dua puluh tahun.81 Dalam masa sepuluh tahun semua Jazirah<br />
Arab sejak dari Aman hingga ke Laut Merah, dari sebelah selatan Suriah ke Yaman jatuh di bawah<br />
kekuasaan umat Islam. Hanya satu dasarwarsa setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, la bukan saja<br />
seorang Nabi yang melaksanakan perintah ketuhananan, melainkan juga seorang pemimpin yang tak ada