11.05.2013 Views

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

%5BMuhammad%20Mustafa%20Al-A'zami%5D%20Sejarah%20Teks%20Al-Quran

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

This document is created with trial version of CHM2PDF Pilot 2.15.74.<br />

I . SEJARAH TEKS AL- QUR'AN<br />

.<br />

The History of The Qur'anic Text<br />

- From Revelation to Compilation -<br />

Sejarah Teks Al-<strong>Quran</strong> - Dari Wahyu Sampai Kompilasinya -<br />

Prof. Dr. M.M al A'zami<br />

< BACK<br />

.<br />

INDEX NEXT ><br />

BAB 13 :<br />

APA YANG DISEBUT MUSHAF IBN MAS'UD DAN<br />

TUDUHAN RAGAM BACAAN YG ADA DI DALAMNYA<br />

The History of The Qur'anic Text hal 215 - 230<br />

Seperti dikatakan sebelumnya, Arthur Jeffery telah meneliti 170 jilid buku dalam mengumpulkan<br />

daftar ragam bacaan yang menghabiskan sebanyak sekitar 300 halaman dalam bentuk cetakan, memuat<br />

apa yang disebut mushaf milik sekitar tiga puluh orang ilmuwan. Dari jumlah ini ia mencadangkan 88<br />

halaman guna mengupas ragam bacaan yang, menurutnya, bermula dari Mushaf Ibn Mas'ud, sedang 65<br />

halaman yang lain dari Mushaf Ubayy. Sedang selebihnya (140 halaman) khusus membahas dua puluh<br />

delapan ilmuwan yang lain. Adanya ragam bacaan dengan urutan tinggi yang ditudingkan terhadap Ibn<br />

Mas'ud secara tidak wajar, membuat Mushaf itu menarik untuk diteliti dengan lebih mendalam; beberapa<br />

anggapan Jeffery mengenai mushaf itu sebagai berikut.<br />

Berbeda dengan Mushaf Uthmani dari sisi susunan surah,<br />

Mengalami perbedaan teks,<br />

Dan tidak memasukkan tiga surah.<br />

la melempar semua tuduhan walau tak ada seorang manusia, termasuk sumber-sumbernya, yang<br />

pernah menyaksikan "Mushaf' tersebut dengan semua ragam bacaan yang la katakan. Pada hakikatnya,<br />

tidak satu pun referensi yang dipakai menyebut keberadaan "Mushaf Ibn Mas'ud"; sebaliknya mereka<br />

menggunakan perkataan qara'a (membaca), dalam konteks bacaan "Ibn Mas'ud terhadap ayat tertentu".<br />

Jika kita lihat secara sepintas terhadap sumber itu, maka akan dapat memunculkan dua bantahan secara<br />

spontan. Pertama, karena mereka tidak pernah menyatakan bahwa Ibn Mas'ud membaca dari naskah<br />

tertulis, maka kita dengan mudah menganggap bahwa ia membaca melalui hafalannya, dan bagaimana<br />

mungkin dapat kita menyimpulkan bahwa bacaan yang salah itu bukan disebabkan oleh ingatan yang<br />

meleset? Kedua, (hal ini pernah saya sampaikan sebelumnya), kebanyakan referensi Jeffery sama sekali<br />

tidak memiliki isnad yang menyulitkan untuk dapat diterima karena sumber itu tidak menawarkan sesuatu<br />

kecuali fitnah.<br />

Membandingkan sebuah Mushaf yang dikaitkan dengan ilmuwan tertentu dengan Mushaf `Uthmani<br />

akan tak membawa faedah, kecuali dapat menunjukkan bahwa keduanya memiliki status yang sama,<br />

membuktikan kebenaran yang pertama dengan keyakinan yang kita miliki. lsi kandungan sebuah Mushaf,<br />

sama seperti hadith atau qira'at, yang hanya dapat diriwayatkan melalui cara yang ditentukan oleh para<br />

ilmuwan:<br />

1. Sahih dengan keyakinan Sepenuhnya, atau<br />

2. Meragukan, atau<br />

3. Sama sekali palsu (baik karena kesalahan disengaja ataupun tidak di sengaja).<br />

Katakanlah kebanyakan para murid Ibn Mas'ud (seperli al-Aswad, Masruy, ash-Shaibani, Abti Wa'il,<br />

al-Hamadani, 'Alqamah, Zirr, dan lainnya) melaporkan satu pemyataan secara sepakat, maka jika<br />

dikaitkan dengan Ibn Mas'ud akan dianggap sah dan diterima. Jika sebagian besar dapat menyepakati,<br />

sementara satu atau dua orang murid yang terkenal meriwayatkan sesuatu yang berlainan, maka<br />

anggapan yang minoritas ini disebut "meragukan". Jika yang minoritas terdiri dari para murid yang bernilai<br />

pas-pasan serta tak dikenal, tetapi pernyataan mereka menyalahi kesepakatan para murid yang ngetop,<br />

maka akan dimasukkan ke dalam kelompok ke tiga yang benar-benar palsu.<br />

Guna menyatukan manuskrip, "kesamaan status" menjadi konsep yang sangat penting. Jika kita<br />

temukan dokumen tulisan tangan pengarang pertama, kedudukannya secara ilmiah dari naskah salinan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!