20.07.2013 Views

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DAN BROWN<br />

Rachel heran. Dia selalu membayangkan meteorit berbentuk<br />

seperti sampel pertama—memiliki kandungan metal dan<br />

berpenampilan luar angkasa. Sementara, meteorit di tangannya<br />

itu seperti batu bumi biasa. Kecuali bagian luarnya yang<br />

hangus, benda itu tampak seperti batu yang bisa saja terinjak<br />

olehnya di pantai.<br />

Mata Corky membesar karena bersemangat. "Meteorit<br />

yang terkubur di dalam es di Milne sini merupakan meteorit<br />

batuan. Sangat mirip dengan yang kaupegang itu. Meteorit<br />

batuan tampak hampir mirip batuan bumi, sehingga sulit untuk<br />

di-kenali. Biasanya berupa campuran silikat ringan, seperti<br />

feldspar, olivine, pyroxin. Tidak ada yang terlalu istimewa."<br />

Memang tidak terlalu istimewa, pikir Rachel sambil menyodorkan<br />

kembali sampel di tangannya. "Yang ini tampak seperti<br />

batu yang ditinggalkan orang di perapian dan hangus<br />

terbakar."<br />

Tawa Corky meledak. "Wah, perapian itu harus sangat<br />

hebat! Tungku yang paling panas yang pernah dibuat manusia<br />

pun tidak mampu menghasilkan panas seperti yang menghantam<br />

meteorit saat memasuki atmosfir kita. Meteorit itu<br />

hancur!"<br />

Tolland memberi senyuman empati kepada Rachel.<br />

"Inilah bagian yang seru."<br />

"Bayangkan ini," kata Corky sambil mengambil meteorit<br />

yang sedang dipegang Rachel. "Mari bayangkan kawan kecil<br />

kita ini dalam ukuran sebesar rumah." Dia lalu memegang<br />

sampel itu di atas kepalanya. "Batu ini berada di luar angkasa<br />

... melayang-layang menyeberangi tata surya kita ... batu itu<br />

membeku karena temperatur ruang angkasa yang bisa mencapai<br />

minus seratus derajat celsius."<br />

Tolland tertawa sendiri. Tampaknya dia sudah pernah<br />

melihat Corky memeragakan jatuhnya meteorit di Pulau<br />

Ellesmere sebelumnya.<br />

Corky mulai menurunkan ketinggian sampel yang sedang<br />

dipegangnya itu. "Meteorit kita ini sedang bergerak ke arah<br />

bumi ... dan ketika sudah menjadi sangat dekat, gravitasi bumi<br />

124<br />

Ilyas Mak’s eBooks Collection

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!