20.07.2013 Views

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DAN BROWN<br />

sempat merasa malu karena benaknya dipenuhi banyak pertanyaan.<br />

Kenangan-kenangan itu kembali seperti aliran air yang<br />

deras. Lapisan es itu. GPR. Serangan. Siapa? Aku di mana? Dia<br />

mencoba menyatukan serpihan kenangan itu, tetapi pikirannya<br />

terasa begitu lambat, seperti satu perangkat peralatan yang<br />

tersumbat. Dari kebingungan yang mengacaukan itu, muncul<br />

satu pikiran lain: Michael dan Corky ... di mana mereka?<br />

Rachel mencoba untuk memusatkan penglihatannya yang<br />

kabur, tetapi hanya mampu melihat beberapa orang lelaki<br />

berdiri di sampingnya. Mereka semua mengenakan pakaian<br />

jumpsuit berwarna biru. Dia ingin berbicara, tetapi mulutnya<br />

menolak untuk mengeluarkan satu kata pun. Rasa terbakar di<br />

kulitnya sekarang tiba-tiba menghilang dan digantikan dengan<br />

gelombang rasa sakit yang bergulung melalui ototototnya<br />

seperti getaran gempa.<br />

"Biarkan," kata seorang lelaki. "Darahmu harus mengalir<br />

kembali ke dalam otot-ototmu." Lelaki itu berbicara seperti<br />

layaknya seorang dokter. "Coba gerakkan anggota tubuhmu<br />

sebanyak mungkin."<br />

Rasa sakit yang menyiksa tubuhnya membuat Rachel<br />

merasa seperti dipukul dengan sebuah palu. Dia berbaring di<br />

sana di atas keramik, dadanya menegang, dan dia hampir tidak<br />

dapat bernapas.<br />

"Gerakkan lengan dan kakimu," kata lelaki itu memaksa.<br />

"Walau terasa agak menyakitkan."<br />

Rachel mencoba. Setiap gerakan yang dilakukannya membuatnya<br />

merasa seperti sebilah pisau ditusukkan ke dalam<br />

sendi-sendinya. Semprotan air itu menjadi lebih panas sekarang.<br />

Rasa terbakar itu kembali. <strong>Dan</strong> rasa sakit yang menghancurkan<br />

itu terus berlanjut. Pada saat Rachel merasa tidak<br />

sanggup untuk menahan beberapa saat lagi, dia merasa<br />

seseorang menyuntiknya. Dengan cepat rasa sakit itu mereda,<br />

semakin dan semakin berkurang, kemudian menghilang.<br />

Tubuhnya sudah tidak terlalu menggigil lagi. Dia merasa<br />

dapat bernapas lagi.<br />

342<br />

Ilyas Mak’s eBooks Collection

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!