20.07.2013 Views

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

651<br />

TITIK MUSLIHAT<br />

Di atasnya, tabung tekanan Triton masih terus memompakan<br />

udara. Walau Rachel terbaring di dalam, dia dapat<br />

merasakan tekanan itu bertambah lagi. Kali ini dia lebih dapat<br />

menyambutnya, meskipun dia merasakan sesak napas yang<br />

hampir membuatnya pingsan. Dia lalu berjuang untuk berdiri,<br />

dan menekan bagian dalam kaca dengan seluruh kekuatannya.<br />

Kali ini, tidak ada gelegak udara yang keluar. Kaca itu<br />

hampir tidak bergerak.<br />

Dia membenturkan tubuhnya pada jendela itu lagi. Tidak<br />

ada perubahan. Luka di bahunya terasa sakit, dan dia menatapnya.<br />

Darah itu kerin. Lalu dia bersiap untuk mencoba lagi,<br />

tetapi dia tidak sempat. Kapal selam yang miring itu mulai<br />

menukik ke belakang. Ketika kotak mesin Triton yang berat<br />

tak dapat bekerja lagi karena tangkinya penuh terisi air,<br />

Triton berguling ke belakang dengan bagian belakang yang<br />

tenggelam terlebih dahulu.<br />

Rachel jatuh terjengkang dan menimpa dinding belakang<br />

kokpit. Setengah tenggelam di air yang beriak, Rachel menatap<br />

ke atas ke arah kubah bocor yang melayang di atasnya<br />

seperti kaca loteng raksasa.<br />

Di luar hanya ada kegelapan … dan ribuan ton air laut<br />

yang menekan ke bawah.<br />

Rachel berusaha bangun, tetapi tubuhnya terasa mati dan<br />

berat. Sekali lagi, kenangannya kembali berputar ke saat dia<br />

tenggelam di sungai yang beku.<br />

“Berjuang, Rachel!” teriak ibunya sambil meraih ke bawah<br />

untuk menariknya keluar dari air. “Raihlah tangan ibu!”<br />

Rachel memejamkan matanya. Aku tenggelam. Sepatu<br />

skating-nya terasa seperti beban pemberat dan menariknya ke<br />

bawah. Dia dapat melihat ibunya berbaring telungkup di atas<br />

es dengan kedua tangan terbentang untuk menyebarkan berat<br />

tubuhnya sendiri, dan mengulurkan tangannya ke balik<br />

lapisan es yang pecah itu.<br />

“Tendang, Rachel!” Tendang dengan kakimu!”<br />

Ilyas Mak’s eBooks Collection

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!