20.07.2013 Views

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

279<br />

TITIK MUSLIHAT<br />

sampingnya, Rachel yang merasa pusing, sedang berusaha<br />

duduk dan menggunakan kapak esnya untuk menopangnya.<br />

"Lari ... Mike ...."<br />

Tolland menatap kapak yang dipasang di pinggang<br />

Rachel. Itu bisa menjadi senjata. Tolland menimbang-nimbang<br />

kemungkinan yang dimilikinya jika dia menyerang tiga<br />

orang bersenjata dengan sebuah kapak kecil.<br />

Itu namanya bunuh diri.<br />

Ketika Rachel berguling dan duduk, Tolland melihat<br />

sesuatu di belakang Rachel. Sebuah tas yang menggembung<br />

dari bahan vinyl. Sambil berdoa tas tersebut berisi pistol api<br />

atau radio, Tolland merangkak melewati Rachel dan meraih<br />

tas itu. Di dalamnya Tolland menemukan lembaran bahan<br />

kain Mylar yang terlipat rapi. Tidak ada gunanya. Tolland<br />

juga memiliki sesuatu yang mirip itu di kapal penelitiannya.<br />

Sebuah balon cuaca kecil dan dirancang untuk membawa<br />

peralatan pengamat cuaca yang tidak lebih berat daripada<br />

komputer pribadi. Balon Norah itu tidak akan membantu,<br />

apalagi tanpa tangki gas helium.<br />

Mendengar suara erangan Corky yang makin kencang,<br />

Tolland merasakan perasaan tidak berdaya yang tidak pernah<br />

dirasakannya sejak bertahun-tahun. Rasa putus asa yang luar<br />

biasa. Rasa kehilangan yang tidak ada bandingannya. Seperti<br />

kilasan perjalanan hidup seseorang yang muncul sebelum dia<br />

mati, tiba-tiba pikiran Tolland beralih ke pengalaman masa<br />

kecilnya. Pada saat itu dia sedang berlayar di San Pedro dan<br />

mempelajari cara terbang dengan menggunakan layar kapal<br />

laut berbentuk segitiga seperti yang dilakukan pelaut kuno—<br />

bergantungan pada tali yang bersimpul, melayang di atas<br />

samudra, menceburkan diri ke dalam air dan tertawa-tawa,<br />

melayang naik, dan kemudian turun kembali seperti seorang<br />

anak yang bergantungan pada seutas tali penarik lonceng.<br />

Saat itu nasibnya ditentukan oleh layar kapal laut yang<br />

terkembang dan embusan angin samudra.<br />

Mata Tolland segera kembali pada balon Mylar di tangannya.<br />

Dia sadar, pikirannya belum mau menyerah, tetapi malah<br />

Ilyas Mak’s eBooks Collection

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!