20.07.2013 Views

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

615<br />

TITIK MUSLIHAT<br />

bodoh dengan menjawab teleponmu ketika aku sedang melakukan<br />

tindak kejahatan, menyalakan kembali sistem alarm<br />

sambil keluar, dan kemudian dengan tenang menggunakan<br />

kamar kecil perempuan sebelum aku melarikan diri dan tidak<br />

membawa apa-apa di tanganku? Itukah yang terjadi di sini?"<br />

Sexton mengejap-ngejapkan matanya dan kemudian<br />

membelalakkan matanya.<br />

"Ada alasan kenapa orang tidak seharusnya minum sendirian,"<br />

kata Gabrielle lagi. "Sekarang kau mau membicarakan<br />

tentang NASA atau tidak?"<br />

Sexton merasa kebingungan ketika mereka berjalan ke<br />

kantornya lagi. Dia langsung menuiu ke bar dan menuangkan<br />

Pepsi untuk dirinya sendiri. Dia yakin sekali dia tidak merasa<br />

mabuk. Apakah dia salah tentang itu? Di seberang ruangannya,<br />

jam Jourdain berdetik dengan keras seperti mengejeknya.<br />

Sexton menghabiskan Pepsinya dan menuang segelas lagi<br />

untuknya, lalu satu gelas lagi untuk Gabrielle.<br />

"Mau minum, Gabrielle?" tanyanya sambil berputar dan<br />

menghadap ke ruangan kantornya. Gabrielle tidak mengikutinya<br />

masuk ke kantor. Dia masih berdiri di ambang pintu<br />

untuk menunjukkan dirinya masih kesal kepada Sexton. "Ya<br />

ampun! Masuklah. Katakan padaku apa yang kau ketahui<br />

tentang NASA."<br />

"Kukira, aku sudah letih malam ini," katanya dengan<br />

ekspresi menjaga jarak. "Kita bicarakan besok saja."<br />

Sexton tidak sedang ingin bermain-main saat ini. Dia<br />

membutuhkan informasi itu sekarang, dan dia tidak ingin<br />

mengemis untuk itu. Dia mendesah berat. Perluas ikatan<br />

kepercayaan. Ini semua masalah kepercayaan. "Malam ini aku<br />

hancur," katanya. "Maafkan aku. Ini hari yang sungguh kacau<br />

balau. Aku tidak tahu apa yang kupikirkan."<br />

Gabrielle tetap berdiri di ambang pintu.<br />

Sexton berjalan ke mejanya dan meletakkan Pepsi untuk<br />

Gabrielie di atas alat pengering tintanya. Dia kemudian<br />

menunjuk ke kursi kulitnya—posisi kekuasaan. "Duduklah.<br />

Ilyas Mak’s eBooks Collection

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!