20.07.2013 Views

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

251<br />

TITIK MUSLIHAT<br />

Kereta luncur salju dari aluminum yang memuat peralatan<br />

pengujian Norah serupa dengan Flexible Flyer besar.<br />

Kendaraan itu sebelumnya telah dipenuhi dengan peralatan<br />

diagnostik dan perlengkapan penyelamatan yang telah digunakannya<br />

di lereng es beberapa hari yang lalu. Semua peralatannya—termasuk<br />

sekotak baterai, senter pengaman, dan<br />

lampu sorot yang amat terang yang dipasang di depan-—<br />

diikat di bawah penutup plastik yang aman. Walau muatannya<br />

banyak, kereta luncur itu meluncur lurus dengan mudah<br />

seperti pada jalan yang rata. Bahkan pada kecuraman yang<br />

hampir tidak terasa, kereta luncur itu meluncur turun secara<br />

otomatis, dan Norah hanya menahannya sedikit saja, seolah<br />

membiarkan kereta itu meluncur memimpin jalan.<br />

Merasa mereka sudah semakin jauh dari habispehere,<br />

Tolland menoleh ke belakang. Mereka baru berjalan lima<br />

puluh yard, tapi bentuk melengkung dari kubah pucat itu telah<br />

menghilang di balik kegelapan dalam embusan angin yang<br />

kuat.<br />

"Kau tidak mengkhawatirkan cara kita menemukan jalan<br />

pulang?" teriak Tolland. "Habisphere sudah hampir tidak<br />

terli—" Kata-kata Tolland terpotong desisan keras dari obor<br />

yang menyala di tangan Norah. Tiba-tiba sinar merah-putih<br />

menerangi lapisan es dalam radius sepuluh yard di sekitar<br />

mereka. Norah menggunakan ujung kakinya untuk menggali<br />

lekukan kecil di permukaan salju, kemudian membuat tumpukan<br />

salju sebagai pelindung obor itu pada sisi yang tertiup<br />

angin. Setelah itu dia menancapkan obor itu ke dalam cerukan<br />

tersebut.<br />

"Remah-remah roti berteknologi tinggi," teriak Norah.<br />

"Remah-remah roti?" tanya Rachel sambil melindungi<br />

matanya karena sinar yang tiba-tiba muncul itu.<br />

"Dongeng Hansel dan Gretel," teriak Norah lagi. "Obor<br />

ini akan tahan hingga satu jam. Banyak waktu untuk<br />

menemukan kembali jalan pulang."<br />

Setelah itu Norah kembali bergerak, memimpin mereka<br />

menuruni lereng es—memasuki kegelapan sekali lagi. []<br />

Ilyas Mak’s eBooks Collection

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!