20.07.2013 Views

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

265<br />

TITIK MUSLIHAT<br />

"Siapa yang tahu," Norah balas berteriak, "tetapi hasil<br />

cetakan GPR tidak pernah berbohong. Kita diperdaya. Meteorit<br />

itu bukanlah meteorit yang tercatat dalam catatan<br />

Jungersol. Meteorit itu disisipkan ke dalam es baru-baru ini.<br />

Mungkin dalam setahun ini karena jika tidak begitu, planktonplankton<br />

itu pasti sudah mati!" Norah kemudian mengumpulkan<br />

peralatan GPR dan menaikkannya ke atas kereta<br />

luncur, lalu mengikatnya dengan' erat. "Kita harus kembali<br />

dan melaporkan ini pada seseorang! Presiden akan menyiarkan<br />

sebuah data yang salah. NASA memperdayanya!"<br />

"Tunggu sebentar!" teriak Rachel. "Setidaknya kita harus<br />

memindai sekali lagi untuk mendapatkan kepastian. Semua ini<br />

tidak masuk akal. Siapa yang akan percaya?"<br />

"Semua orang," kata Norah sambil mempersiapkan kereta<br />

luncurnya. "Saat aku memasuki habisphere dan mengebor<br />

sampel inti dari bagian bawah lubang penarikan dan menemukan<br />

keberadaan es air laut, aku jamin kalian semua akan<br />

memercayainya!"<br />

Norah melepaskan rem kereta luncur yang membawa<br />

perlengkapannya, mengarahkannya kembali ke habisphere, dan<br />

mulai menaiki lereng itu sambil menjejakkan crampon-nya. ke<br />

dalam es sambil menarik kereta luncur di belakangnya dengan<br />

mudah sekali. Dia adalah perempuan yang tahu apa yang<br />

dikerjakannya.<br />

"Ayo!" teriak Norah sambil menarik sekelompok orang<br />

yang terikat di belakangnya dengan tali pengaman ketika dia<br />

berputar balik menuju ke jalan yang disinari cahaya obor.<br />

"Aku tidak tahu apa yang dikerjakan NASA di sini, tetapi aku<br />

betul-betul tidak suka dipergunakan sebagai pion bagi—"<br />

Leher Norah Mangor tersentak ke belakang seolah<br />

dahinya baru terbentur dengan sebuah kekuatan yang tak<br />

terlihat. Norah mengeluarkan suara terengah kesakitan. Dia<br />

kemudian limbung, lalu terjengkang ke atas tanah. Seketika<br />

itu juga, Corky menjerit dan berputar seolah bahunya di dorong<br />

ke belakang. Dia jatuh ke atas es dan mengerang<br />

kesakitan.<br />

Ilyas Mak’s eBooks Collection

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!