20.07.2013 Views

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

125<br />

TITIK MUSLIHAT<br />

menariknya ... membuatnya bergerak dengan begitu cepat ...<br />

begitu cepat ...."<br />

Rachel melihat Corky mempercepat lintasan sampel itu<br />

sambil menirukan percepatan gravitasi yang terjadi.<br />

"Sekarang meteorit itu bergerak semakin cepat," Corky<br />

berseru. "Lebih dari sepuluh mil per detik. Itu berarti 36.000<br />

mil per jam! Pada ketinggian 135 km di atas permukaan bumi,<br />

meteor itu mulai mengalami pergesekan dengan atmosfir."<br />

Corky mengguncang-guncang sampel itu dengan keras sambil<br />

menurun-kannya ke arah lantai es di bawahnya. "Jatuh hingga<br />

di bawah ketinggian seratus kilometer ... dia mulai menyala!<br />

Sekarang kepadatan atmosfir meningkat, dan gesekan menjadi<br />

luar biasa! Udara di sekitar meteorit itu menjadi berpijar<br />

sehingga permukaannya mencair karena panas." Corky mulai<br />

mengeluarkan efek suara terbakar dan berdesis-desis. "Sekarang<br />

meteor itu meluncur turun melewati ketinggian delapan<br />

puluh kilometer, dan bagian luarnya terpanggang hingga<br />

lebih dari 1.800 derajat celsius!"<br />

Rachel menatap dengan tatapan tidak percaya bagaimana<br />

lelaki yang memenangkan penghargaan astrofisika itu mengguncang-guncang<br />

meteor dengan lebih keras sambil mulutnya<br />

mengeluarkan efek suara seperti anak-anak yang sedang<br />

meniru-kan pesawat yang mau jatuh.<br />

"Enam puluh kilometer!" sekarang Corky berteriak. "Meteorit<br />

kita ini bersentuhan dengan dinding atmosfir. Udara<br />

terlalu padat! Kepadatan itu memperlambat kecepatannya<br />

hingga tiga ratus kali gravitasi!" Corky mengeluarkan suara<br />

berdecit seperti rem dan memperlambat gerakan jatuhnya<br />

meteorit secara dramatis. "Dengan segera meteorit ini menjadi<br />

dingin dan tidak menyala lagi. Kita telah sampai pada fase<br />

di mana meteorit itu melambat dan padam! Permukaan<br />

meteorit itu mengeras setelah lunak karena terbakar tadi dan<br />

menciptakan lapisan kulit fusi yang gosong."<br />

Rachel mendengar Tolland mendesah lucu ketika Corky<br />

berlutut di atas lantai es untuk memperlihatkan bagaimana<br />

nasib meteorit itu pada akhirnya—menabrak bumi.<br />

Ilyas Mak’s eBooks Collection

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!