20.07.2013 Views

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

Dan_Brown_titik_muslihat_final

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

51<br />

TITIK MUSLIHAT<br />

Rachel terheran-heran. Mendarat dari mana? Ringkasan laporan<br />

intelijen yang dibuatnya minggu ini tidak menyebutnyebut<br />

adanya rencana perjalanan Presiden. Tampaknya Presiden<br />

menggunakan Pulau Wallops untuk melakukan perjalanan<br />

diam-diam.<br />

"Stafku meninggalkan pesawat ini tepat sebelum kau datang,"<br />

kata Presiden. "Aku sebentar lagi akan menuju ke<br />

Gedung Putih untuk bertemu kembali dengan mereka di sana,<br />

tetapi aku ingin menemuimu di sini saja."<br />

"Anda sedang berusaha mengintimidasi saya?"<br />

"Sebaliknya. Aku hanya berusaha untuk menghormatimu,<br />

Ms. Sexton. Gedung Putih tidak tepat untuk pertemuan<br />

pribadi, dan berita tentang pertemuan kita ini akan menempatkan<br />

dirimu pada posisi yang canggung dengan ayahmu."<br />

"Saya menghargai itu, Pak."<br />

"Tampaknya kau mampu mempertahankan sikapmu yang<br />

tidak memihak itu dengan anggun, dan aku tidak punya alasan<br />

untuk mengusik itu."<br />

Sekilas Rachel teringat akan pertemuan makan pagi<br />

bersama ayahnya tadi dan meragukan apakah sikapnya tadi<br />

pagi itu dapat dikategorikan sebagai "anggun". Rachel tahu,<br />

Zach Herney hanya bersikap sopan kepadanya walau dia tidak<br />

harus seperti itu.<br />

"Boleh aku memanggilmu Rachel?"<br />

"Tentu saja." Boleh aku memanggilmu Zach?<br />

"Ini kantorku," kata Presiden sambil mengantar Rachel<br />

melewati pintu dari kayu maple yang dihiasi dengan ukiran.<br />

Kantor di dalam pesawat Air Force One ini jelas lebih<br />

nyaman daripada yang ada di Gedung Putih, walau perabotannya<br />

masih tetap terlihat kaku. Meja kerjanya dipenuhi dengan<br />

kertas-kertas, dan di belakangnya tergantung sebuah lukisan<br />

klasik dari cat minyak yang indah yang menggambarkan<br />

sebuah kapal bertiang tiga dengan layar terkembang yang<br />

sedang terombang-ambing dalam amukan badai. Lukisan itu<br />

Ilyas Mak’s eBooks Collection

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!