18.01.2018 Views

Novel_Bingkai Batas

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Aku menemukan sebuah buku yang sampai saat ini<br />

masih tersimpan dengan baik. Buku itu digunakan ibuku<br />

sebagai alas baju. Buku tulis tipis bersampul warna<br />

hitam. Begitu aku buka dihalaman pertama bertulis<br />

“barang siapa menanam mengetam”.<br />

Pak Abdulah atau Pak Ib, guru yang paling sering<br />

menjewer kupingku ketika itu menterjemahkan “barang<br />

siapa rajin belajar, maka ia akan menikmati nilai-nilai<br />

yang baik diraportnya”. Kita tentu saja boleh memberi<br />

interpretasi. Pribahasa itu bahkan juga berlaku tak cuma<br />

dalam kehidupan pribadi. “barang siapa menanam<br />

mengetam” itu melekat dibenakku. Ia selalu menjadi<br />

penerjemah bagi berbagai peristiwa, ia menerangi sudutsudut<br />

yang gelap.<br />

Diruang tamu aku mulai mendengar keributan.<br />

Suara tawa anakku dengan cumbuan nenek dan kakeknya<br />

yang rindu. Aku keluar lalu duduk dekat Bapakku. Ini<br />

kursi rotan yang sama ketika dulu aku kecil, aku sering<br />

ikut obrolan bapakku. Obrolan dengan Wak Odon, Wak<br />

Salim. Dan obrolan bapakku dengan empat orang<br />

tamunya yang datang dari Jakarta, meminta bapakku<br />

menghitung debit arus sungai untuk dibangun PLTA.<br />

11

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!