18.01.2018 Views

Novel_Bingkai Batas

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sementara bukankah kamu pernah bilang padaku<br />

“Aku mencari dan memburu agar tahu, aku ingin belajar<br />

tentang hal yang menjadi ketertarikan mu....Dan jika<br />

nanti aku telah menemukan diriku jatuh cinta, maka, aku<br />

tidak tahu untuk apa.” Lanjutku.<br />

Di luar hujan mulai turun, ku peluk Dewa, tak ku<br />

biarkan dia pulang meninggalkanku malam ini, malam ini<br />

senja tak lagi menjadi membatas. Pada kursi reot<br />

bersandaran bantal berwarna merah itu, Dewa tidur<br />

dipangkuanku.<br />

Aku tetap duduk menjaga tidurnya sambil berbisik<br />

“Biarlah hanya kita yang paham rasa, aku mengembara<br />

dalam dirimu, terima kasih tuhan Engkau telah mengirim<br />

Dewa untukku, karena pada dirinyalah letak<br />

penyempurna kisah.”<br />

Hujan sepertinya berhenti, lalu terdengar azan<br />

subuh dari Masjid seberang jembatan, aku terbangun dari<br />

tidurku, tidak ada jendela yang terbuka, tidak ada pintu<br />

yang belum di tutup dan tidak ada Dewa dipangkuanku.<br />

Bantal berwarna merah yang menjadi sandaran kursi itu<br />

basah oleh air mataku. Air mata dari permulaan getaran-<br />

120

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!