Novel_Bingkai Batas

Dan, untung saja tidak jadi. Padahal ketika mereka
berdiskusi aku duduk disamping bapakku seperti
penterjemah Presiden Soeharto.
“Pak Polisi memang sudah menanam bibit
kesewenangan,” Kata Bapakku tiba-tiba. Sepertinya dia
tahu apa yang ada di dalam pikiranku. Bukan karena dia
sakti tetapi dia tahu aku barusan ketemu dengan Mamak
Modon.
“Ia tidak pernah gentar kepada orang, karena
dikanan kirinya orang-orang serba tunduk.”
“Mungkin ia lupa bahwa ketika ia berurusan tidak
hanya dengan orang. Ia lupa ada kekuatan lain yang
tersembunyi dibalik hidup kita.” Lanjut bapakku.
“Sekarang ini kesewenangan-kesewenangan serupa
merebak kemana-mana.” Jawabku ingatan jadi kemanamana
tapi tidak tahu apa yang aku ingatkan.
“Jangan-jangan apa yang dilakukan oleh Polisi
kepada Mamak Modon merupakan bentuk dari imbasan
wajar dari ketidakadilan maupun kesewenangan orangorang
yang lebih besar, lebih berkuasa, di pusat-pusat
kekuasaan di kota.” Lanjutku.
12