18.01.2018 Views

Novel_Bingkai Batas

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Menjelang Magrib aku baru pulang ke rumah,<br />

langkahku gontai dan lesu. Sampai dirumah ibu<br />

tersenyum, dia sepertinya mencium ketakutan dan<br />

kekalahanku atas agresi burung pipit, lalu dia bersihkan<br />

ikan mujair (oreochromis mossambicus) hasil<br />

pancinganku. Habis makan malam dengan lauk ikan<br />

mujair hasil pancingan dari sungai terlarang itu. Akupun<br />

belum berani untuk mengakui kesalahanku, mulutku<br />

seperti kena “tulah”. Seperti kena sepuluh bencana yang<br />

didatangkan oleh Tuhan atas bangsa Mesir. Aku tidak<br />

bisa berkata apapun seperti di jahit dengan ribuan mata<br />

pancing. Rasa bersalah itu membuat malam itu aku tidak<br />

bisa tidur.<br />

Menjelang Subuh ibuku bangun. Itu kebiasaanya<br />

yang aku tahu, selesai Sholat Subuh yang di imami oleh<br />

Bapakku, dia biasanya menyiapkan sarapan dan makan<br />

pagi buat kami sekeluarga. Aku yang biasanya paling<br />

disiplin menemani ibuku menyiapkan sarapan pagi kami.<br />

Pagi ini ada yang berbeda, bisanya hanya dengan<br />

nasi sisa sore kemaren yang disangarai hanya di campur<br />

dengan minyak jelantah dan garam. Pagi ini ada pisang<br />

yang akan di goreng. Pisang yang diberikan oleh Wakku,<br />

259

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!