18.01.2018 Views

Novel_Bingkai Batas

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Di suatu pagi pernah aku antar dan kawani<br />

Bapakku mengukur debit arus sungai. Pagi Jumat. Dan<br />

aku tidak masuk sekolah karena kelender menunjukan<br />

hari besar Agama Islam.<br />

“Hari tanggal merah.”<br />

“Hari libur nasional.” Ceritaku ke pada Bdikar<br />

ketika mengantar dia berenang. Meskipun berada di hulu<br />

sungai dan terisolasi, kampungku juga mengalami<br />

akulturasi budaya. Warna akulturasi ini kontras sekali<br />

dengan pengaruh masuknya kebudayaan islam.<br />

Tambahku.<br />

“Salah satu aplikasi dari system kearifan local<br />

dimana kepercayaan gaib ini melekat dalam system<br />

budaya dapat dilihat dari proses awal kelahiran seorang<br />

bayi.”. Ritual ini disebut dengan ‘mbin cupik moi<br />

muneau’. Jelasku. Ritual dimana bayi yang baru lahir<br />

dibawa ke tempat pemandian umum.<br />

“Ritual ini untuk memperkenalkan bagi bayi<br />

kepada alam dan makluk yang dipercayai sebagai<br />

penunggu air (semat medek ilia, dung/ular, ke’it, gulung<br />

kasua, kebeu biyoa, sebei beleket).” Kata Bapakku ketika<br />

aku mengantar dia menghidung debit air.<br />

147

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!