Novel_Bingkai Batas

pelanggaran hak asasi manusia adalah negara (state
actor) yang kemudian meminggirkan berbagai
pengalaman perempuan. Dalam kasus “penyiksaan”
(torture), misalnya, pendekatan hak asasi manusia
konvensional hanya akan melihat kasus penyiksaan
sebagai pelanggaran hak asasi manusia jika dilakukan
oleh aparat negara dan terjadi di wilayah publik.” Lalu
akupun semakin binggung dan kepalaku mulai berputarputar.
Penjelasan ibuku di tahun 1984 itu, menambahkan
kebinguanku tentang titik universalisme dengan
relativisme budaya. Awal tahun 2008, akupun pulang
kampung meminta penjelasannya terkait dengan program
yang sedang aku kembangkan, program Perempuan Ada.
Suatu sore, kami duduk dikursi, dibawah batang pohon
nangka yang aku tanam ditahun 1982 di depan teras
rumah. Belum sempat aku tanyakan sama tentang
perspektifnya terhadap feminisme, gender dan
emansipasi. Tiba-tiba lewat Saudara sekampungnya,
saudara sepupu jauh Bakku, Saya menyebutnya Mamak
Lan, dia buta, kemana-mana dia dituntun oleh isteri dan
anak perempuannya secara bergantian.
208