18.01.2018 Views

Novel_Bingkai Batas

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Dinginnya luar biasa, belum ada pengaruh rumah kaca<br />

dan pemanasan global. Semuanya masih berjalan normal.<br />

Keteraturan cuaca dan keteraturan musim berjalan pada<br />

sistem alami dan tunduk pada skema alam.<br />

“Cepat mandi, kita mesti cepat nanti tidak kebagian<br />

tempat sholatnya.” bahasa perintah Ibuku ini membuat<br />

gagal transfer energi panas ke dalam ember tempat<br />

menampung air. Dan benar saja ketika guyuran air<br />

membasahi tubuhku, uap asappun keluar, aku seperti<br />

kena malaria stadium empat, gemetar kedinginan, lutut<br />

tidak bisa tegak lurus dan gigi atas dan bawahku saling<br />

bertabrakan. Pagi itu adalah hari Lebaran/idul fitri 1402<br />

H, lebaran di tahun 1982. Kami menyebutnya bilai rayo<br />

atau hari lebaran.<br />

Bersama ibu dan bapakku kami berangkat ke<br />

Masjid yang tidak jauh dari rumah, aku duduk samping<br />

Bapakku. Berdua berbagi sejadah. Masjid ini kata ibuku<br />

adalah cenderamata dari Ayahnya, masjid permanen<br />

pertama di kampungku ini dibangun oleh tangan<br />

Kakekku. Ayah dari ibuku. Maka setiap pulang dari<br />

masjid, terutama setelah sholat idul fitri atau lebaran, Ibu<br />

dan nenekku pasti menangis sedih, dan itu berlangsung<br />

57

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!