18.01.2018 Views

Novel_Bingkai Batas

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Beberapa dari mereka dengan suka rela<br />

menurunkan ilmu dan jampi-jampi, aku diharuskan<br />

menghafalkan jampi-jampi tersebut tetapi tidak boleh di<br />

catat. Itu di sela-sela Kaji Dalam. Ada satu jampi yang<br />

masih aku hafal sampai saat ini, mereka bilang jampi<br />

pelet. Tentu saja aku senang menghafalnya. Setelah hafal<br />

di luar kepala, akupun merapalkannya dekat nenek yang<br />

biasa aku sebut dengan Sebei. Akulah satu-satunya cucu<br />

kesayangannya diantara tujuh puluh enam orang cucunya.<br />

Dia tertawa, lalu dia bilang itu jampi untuk memotong<br />

pusat bayi. Aku tersipu malu dan jengkel karena dikibuli<br />

oleh tua-tua kampung. Bdikar tertawa mendengar<br />

ceritaku.<br />

“Tapi demikianlah caranya mereka melestarikan<br />

dan menurunkan ilmu. Beberapa kali jampi-jampi ini<br />

dimodifikasi menjadi sepeti nyanyian. Ternyata itu<br />

strategi agar cepat diingat dan dihafal.” Bdikar mulai<br />

berkeringat karena matahari semakin meninggi. Lalu, aku<br />

berikan dia topi untuk menutupi kepalanya.<br />

“Suatu hari aku pernah ikut diminta oleh mereka<br />

menyelesaikan kasus adat.” Kataku sambil membenarkan<br />

letak topi di kepalanya.<br />

47

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!