18.01.2018 Views

Novel_Bingkai Batas

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

“Maka Kedurai itu menjadi penting sebagai sebagai<br />

bentuk dan pengakuan kesalahan berkirim surat.”<br />

“Bapak diminta membantu menyiapkan kebutuhan<br />

ritual.” Terangku.<br />

Ritual Kudurai dilaksanakan diatas batu besar<br />

ditengah arus yang mengalir. Aku duduk di samping<br />

kanan Dukun (orang yang dianggap bisa berkomunikasi<br />

dengan alam dan gaib). Aku mendengar dengan jelas<br />

jampi-jampi yang dirapalkannya sambil membakar<br />

kemenyan di dupa yang disiapkan ibu-ibu dikampung.<br />

Kemenyan di bakar di atas dupa dan asap mengepul<br />

berbau pengap. Ada nuansa mistis yang sangat kuat<br />

ketika itu, seakan-akan jari pada dedemit dan para dewa<br />

membelai tubuh kami. Aku merasakan bulu-bulu<br />

ditubuhku mulai tegak. Aku merinding.<br />

Begitu asap kemenyan menari di udara. Beras<br />

kuning yang diwarnai dengan kunyit di taburi ke sungai.<br />

Komat-kamit mulut Dukun merapalkan “hai sepanjang<br />

hidung, hai sepajang hidung, hai sepanjang hidung, dio<br />

uku madep kumu, kumu do tekadeak temungau biyoa,<br />

kemuaso biyoa, temungau tang aai, kumu kulo do jemago<br />

lot ngen ai tang aai, uku medeu kumu bae ngami, asep<br />

52

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!