18.01.2018 Views

Novel_Bingkai Batas

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

5<br />

Mata hari mulai meninggi. Masuk melalui celahcelah<br />

papan dapur rumah ibuku. Sepiring penuh goreng<br />

pisang sudah berpindah ke perutku. Ibu datang dengan<br />

membawa beberapa ruas bambu muda. Dia ambil dari<br />

rumah tetangga. Gerigik. Demikian sebutan untuk Bambu<br />

muda kalau di fungsikan sebagai tempat air.<br />

“Kita akan masak sambal.” Kata ibuku. Bahanbahan<br />

sudah disiapkan oleh ibuku. Mereka memasukan<br />

semua bahan-bahan ke dalam bambu lalu ditegakkan di<br />

tungku dekat api yang menyala-nyala.<br />

“Bambu ini kalau untuk kentongan, namanya<br />

Ke’tuk” Kataku sambil membenarkan pokok kopi yang<br />

mulai padam apinya.<br />

“Dulu, ketika kecil cita-citamu jadi Pak Sahak”<br />

Kata ibuku tersenyum. Pak Sahak sudah meninggal. Dua<br />

dia bertugas sebagai tukang ke’tuk. Menyampaikan berita<br />

untuk warga kampung. Senyum ibuku mengingatkanku,<br />

mengingat memori yang masih tersusun dengan rapi di<br />

memori di thalamus, dalam ruang otak yang berfungsi<br />

sebagai tempat penerimaan sensor data dan sinyal-sinyal<br />

68

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!