18.01.2018 Views

Novel_Bingkai Batas

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tuk...tuk...tuk...waktu itu habis sholat magrib,<br />

waktu paling efektif untuk menyampaikan informasi,<br />

masyarakat biasanya istirahat dan ada di rumah masingmasing,<br />

lalu aku berlari keluar, karena biasanya Pak<br />

Sahak pasti lewat depan rumah kami untuk<br />

menyampaikan informasi tentang apa saja. Setelah<br />

ketukan tiga kali, suaranya melengking dan<br />

menyampaikan pengumuman “dio periteak kundei<br />

Ginde, bulen adep ite harus tu’un bumai sesamo, api do<br />

lok mok pupuk neak koperasi harus lunas bayar pajak<br />

kileak, amen ati bayar pajak mako akan ade petugas<br />

kemnek tu’un umeak temagiak pajak kumu dau yo” (Ini<br />

perintah Kepala Desa bulan depan sudah boleh turun<br />

sawah, siapa saja yang mau beli pupuk di koperasi<br />

syaratnya harus lunas pajak, kalau belum lunas pajak<br />

maka akan ada petugas yang akan turun naik rumah<br />

untuk menagih tagihan pajak). Aku menirukan Pak<br />

Sahak. Ibuku tersenyum.<br />

“Kau ternyata masih ingat dengan Pak Sahak” Kata<br />

ibuku. Wajahnya berseri.<br />

Pak Sahak, biasa dipangil Pak Sahril, kerena anak<br />

tertuanya adalah Sahrir. Dialah yang bertugas keliling<br />

71

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!