Novel_Bingkai Batas

asa sayangnya, dan itu membuat dia sering dirindukan
oleh angota keluarga dan orang-orang yang pernah dia
beri rasa sayangnya sebagai ibu. Tidak peduli dia orang
kampung atau orang kota, jelek dan genteng, miskin dan
kaya, bahkan berlainan agama.
Dalam kesederhanaanya, aku tahu dia punya
pemehaman juga tentang penindasan terhadap kaumnya.
Pernah suatu kali ketika aku kelas 3 SD itu di tahun 1984,
saat itu sore hari dan aku sedang baca buku tentang RA
Kartini, dia lalu duduk disampingku sambil
memperhatikan gambar RA Kartini di buku, lalu dia
bilang begini “Hukum dan sistem hak asasi manusia
termasuk kesetaraan itu adalah sistem yang sangat
maskulin dan patriarki, yang dibangun dengan cara
berfikir dunia laki-laki yang lebih memperhatikan dan
kemudian menguntungkan laki-laki lalu melegitimasi
situasi yang tidak menguntungkan perempuan.” Apa
maksudnya tanyaku binggung, karena tidak ada dalam
catatan dalam buku yang sedang aku baca.
“Hal tersebut dilihat dari beberapa hal pertama,
pendikotomian antara wilayah publik dan privat; kedua,
konsepsi pelanggaran hak asasi manusia sebagai
206