18.01.2018 Views

Novel_Bingkai Batas

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kampung. Kami sering ikut menikmati obrolan tua-tua<br />

kampung. Dia selalu diam, tidak berani berkomentar.<br />

Setelah itu barulah kami mempraktekkan dan<br />

mendiskusikan obrolan tua-tua kampung.<br />

Kata-katanya tentang waktu dan hidup<br />

mengingatkanku pada mimpi tahun lalu. Mimpi ketika<br />

aku berada di suatu tempat yang tidak mengenal katakata<br />

siang dan malam. Dalam mimpiku aku merasa<br />

mengengam bulan dan matahari. Gelap dan terang<br />

sekaligus. Tapi tiba-tiba mencuat sebuah cahaya,<br />

mengulung menjadi awan yang berarak gemerlapgemerlap<br />

di iringi suara musik pada bidadari. Entah dari<br />

mana asalnya.<br />

Aku ceritakan dengannya tentang mimpiku. Aku<br />

tahu. Sejak dulu dia juga sering meraba-raba tentang<br />

masa depan. Dia sering berlagak bak peramal. Seakanakan<br />

dirinya Nostradamus. Meski setiap ramalannya<br />

selalu meleset dan tidak tepat. Sama ketika dia<br />

menyebarangi arus. Hitunganya selalu saja meleset.<br />

Tiba-tiba Bdikar datang, lalu bersalaman dengan<br />

Bambang. Belum ada tanda-tanda dia kedinginan, dia<br />

ambil ancang-ancang lalu meloncat terjun dari batu<br />

28

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!