18.01.2018 Views

Novel_Bingkai Batas

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

minggu lalu. Dia tersenyum padaku. Dan aku seperti<br />

ditampar.<br />

Aku duduk ditepian sungai dan bapakku sibuk<br />

dengan alat ukurnya. Aku belum bisa melupakan<br />

peristiwa minggu lalu.<br />

Jelas ada sesuatu yang menganjal hatiku.<br />

Senyum Nenek Pia.<br />

Dan aku merasa sangat bersalah.<br />

Bersalah dengan sikap dan psikologis kelas, sok<br />

priyai, borjuasi, kelas atas dan sok kaya. Memandang<br />

kebawah dan menganggap Nenek Pia yang tua dan janda<br />

itu orang rendahan yang bisa di hina dengan pemberian<br />

beberapa ribu rupiah. Aku yang merasa jadi aristokrat<br />

karena di datangi tamu dari Jakarta dan merasa bahwa<br />

Nenek ini orang kecil yang akan berbahagia dan<br />

menyembah-yembah karena kita beri kemurahan amal.<br />

Aku tidak bisa memendam rasa. Sampai di rumah<br />

ibuku sedang sibuk meramu tape. Begitu dia tahu kami<br />

masuk ruangan dapur, dia bertanya “ada bawa gula.”<br />

Bapakku langsung jawab “ada” pertanyaan dan jawaban<br />

ini menandakan tape yang dibuat akan manis. Aku duduk<br />

disampingnya. Lalu bercerita tentang Nenek Pia. Dengan<br />

141

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!