Novel_Bingkai Batas

ahasa adalah alat untuk memberi nama. Ia berangkat
dari kemampuan membaca, menerima dan
mengekspresikan tanda sebagai sebuah substitusi
pikiran.” Kali ini ibuku menjelaskannya lebih cepat dan
itu dilakukannya sambil menggaduk nasi yang mulai
mendidih, aroma yang keluar dari uap yang berasal dari
air nasi yang kental berwarna putih itu, membuat perut
semakin lapar. Lagi-lagi pikiranku tertuju pada dua ekor
itik pejantan.
“Bahasa pada posisi ini, melengkapi gerak-gerak
dan isyarat-isyarat alami untuk menunjukan sesuatu yang
diucapkan oleh badan seperti gerak menudingkan jari ke
arah benda yang dituju” sambung ibuku.
Dia tetap saja menjelaskan secara rinci meskipun
dia tahu betapa aku tidak mengerti penjelasannya yang
sangat membingungkan itu, padahal dia tahu anak yang
diajaknya berbicara itu baru kelas tiga SD.
“Nah, ini yang terakhir.” kata ibuku.
Nasipun mulai mengering, dia mulai menyiakan
irisan cabe, bawang, dan enam biji telur itik. Dan, yang
ini aku tahu, perpaduan antara bawang, cabe, minyak dan
beberapa butir telur pasti keluarannya adalah sambal
87