pedalangan jilid 2
pedalangan jilid 2
pedalangan jilid 2
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
270<br />
wayang diangkat, berjalan, menari, terbang atau diperangkan. Tanceban<br />
tunggal di kiri atau di kanan ditancabkan kira-kira membuat<br />
sudut 60 0 (enam puluh derajat) dari tempat duduknya dalang. Sedangkan<br />
tanceban wayang berhadap-hadapan lebih dari lima tokoh<br />
yang berada di sebelah kiri diusahakan nampak simetris atau seimbang.<br />
Untuk tanceban wayang lebih dari enam atau tujuh tokoh, disamping<br />
diusahakan simetris dan dituntut pula muka wayang nampak<br />
jelas dari bagian depan saja. Untuk penampilan wayang yang<br />
menggunakan kelir dalam menancapkan wayang, muka atau dahi<br />
dan kaki depan wayang diusahakan rapat menempel kelir. Hal tersebut<br />
dilakukan dengan maksud untuk menghindari jangan sampai terjadi<br />
bayangan rangkap.<br />
6.3 Cepengan<br />
Cepengan adalah cara memegang dan teknik menggerakkan<br />
wayang secara terampil. Karena terampilnya cepengan mendukung<br />
keberhasilan sabet. Di dalam <strong>pedalangan</strong> ada potensi untuk<br />
menggarap isi sabet, yaitu rasa kecewa, rasa trenyuh, rasa sedih, rasa<br />
gembira dan lain sebagainya yang dapat ditunjukan dengan gerak-gerik<br />
wayang atau dengan istilah bahasa tubuh wayang. Jadi sabet<br />
ada pacu untuk menggarap gerak-gerik yang berbicara.<br />
Dalam solah atau tarian wayang ternyata banyak mempunyai<br />
vokabuler gerak, yaitu vokabuler gerak untuk wayang berjalan,<br />
wayang menari, wayang berperang, yang kesemuanya itu dibedakan<br />
menurut bentuk, jenis dan macamnya boneka wayang, misalnya wayang<br />
gagah dan wayang halus atau alusan, jenis manusia, raksasa,<br />
hewan, wayang ricikan/perampogan dan sebagainya.<br />
Vokalbuler gerak tersebut di dalam pakeliran masih perlu<br />
digarap secara terampil dan mapan kaitanya dengan unsur yang lain,<br />
mana yang perlu dipilih disesuaikan dengan kebutuhan waktu dan<br />
keadaan wayangnya. Yang tak kalah penting adalah bahwa kualitas<br />
solah wayang tidak dikesampingkan.<br />
Dalang harus menguasai ruang atau gawang pentas sebagai<br />
sarana ulah sabet, sehingga dalam penampilan sabetnya tidak<br />
akan terjadi suasana-suasana lengang. Hendaknya dalang selalu<br />
dapat menjaga kedinamisan pemanggungan. Penggarapan dan pengaturan<br />
tempo di dalam sabet dalam kaitanya dengan iringan perlu<br />
diutamakan, karena sangat mendukung sekali akan keberhasilan sabet.<br />
6.3.1 Pedoman Cepengan<br />
Yang dimaksud pedoman cepengan adalah aturan-aturan<br />
atau tata cara memegang wayang yang sesuai dengan jenis wayangnya<br />
serta kebutuhannya. Sehingga pada saat dalang memegang<br />
wayang atau memainkan wayang tidak lepas dari etika maupun