02.07.2013 Views

pedalangan jilid 2

pedalangan jilid 2

pedalangan jilid 2

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

284<br />

BAB VII<br />

TATA PANGGUNG WAYANG<br />

7.1 Tata Panggung<br />

Panggung dalam pertunjukan wayang kulit merupakan salah<br />

satu unsur yang bersifat fisik dalam Seni <strong>pedalangan</strong> disamping<br />

pakem (pedoman cerita <strong>pedalangan</strong>) dan wayang. Terdapat 3 (tiga)<br />

jenis panggung yang terpadu saling berkaitan sebagai media pendukung<br />

dalam pertunjukan wayang kulit. Tiga jenis panggung tersebut<br />

adalah: panggung wayang, panggung dalang, panggung gamelan.<br />

7.2 Panggung Wayang<br />

Panggung Wayang adalah suatu arena atau tempat yang<br />

dalam pertunjukannya digunakan untuk memainkan dan memajang<br />

(simpingan) wayang. Bagian-bagian dari panggung wayang meliputi:<br />

7.2.1 Kelir<br />

Kelir berarti tabir atau layar. Terbuat dari kain yang dibentangkan<br />

memanjang ± 7 meter, warna putih, pada bagian tepi atas<br />

dan bawah berwarna hitam atau merah.<br />

Dalam dunia <strong>pedalangan</strong> kelir merupakan lambang dari jagat<br />

raya yang didalamnya berisi berbagai kehidupan yang dilambangkan<br />

dengan wayang. Ungkapan bahwa kelir sebagai lambang<br />

dari jagad raya atau dunia terdapat dalam tata syair lagu Pelungan/Drojogan.<br />

Pelungan atau disebut juga Drojogan adalah vokal dalang<br />

yang dilagukan dalam iringan Gending Gandakusuma sebagai<br />

gending iringan jejer I pada <strong>pedalangan</strong> gaya Jawatimuran. Salah<br />

satu syair dalam pelungan tersebut berbunyi: “Kelire Jagad Dumadi”.<br />

Djumiran RA., dalam buku Lagon Vokal Dalang Jawatimuran<br />

menafsirkan bahwa di dalam jagad raya (kelir) inilah segala bentuk<br />

kehidupan utamanya manusia yang dilambangkan dengan wayang<br />

bergerak, berbudi daya dan hidup bersosial. Jadi kelir tersebut<br />

merupakan suatu simbol tempat melintasnya PURWA yaitu awal kehidupan<br />

duniawi, MADYA adalah proses kehidupan duniawi dan WA-<br />

SANA yaitu akhir dari kehidupan duniawi. Dalam kata “Jagad Dumadi”<br />

itulah, yang mengungkapkan makna simbolis dari tempat kehidupan<br />

manusia yang diwujudkan dengan kelir. Warna putih dalam<br />

kelir sebagai lambang bahwa sebelum manusia dan makluk laun<br />

diciptakan, dunia atau jagat raya ini telah lebih dulu dibentangkan<br />

oleh Tuhan, masih putih, bersih dan suci belum terkotori oleh dosa<br />

yang disebabkan oleh perilaku umat manusia.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!