pedalangan jilid 2
pedalangan jilid 2
pedalangan jilid 2
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
313<br />
nya tanpa melibatkan vokal baik sindenan serta gerongan maupun ricikan<br />
alusan seperti rebab, gender, suling, siter, dan gambang. Jenis<br />
gending yang dibunyikan untuk gending pambuka misalnya gending<br />
Giro Endro, Giro Balen, Giro Jaten, dan gending-gending gagahan<br />
seperti Gagahan Gejig Jagung Slendro Sanga, Gagahan Sempayung<br />
Slendro Sanga, dan sebagainya.<br />
Di dalam sajian <strong>pedalangan</strong> Jawatimuran gending wiwitan<br />
atau patalon dibunyikan sebagai pertanda bahwa pergelaran wayang<br />
kulit akan di mulai. Gending yang digunakan adalah Ayak Talu atau<br />
Ayak Sepuluh. Dan biasanya ki dalang sudah duduk di posisinya,<br />
atau bahkan ikut menabuh dengan memegang ricikan rebab atau<br />
gender.<br />
8.4.3. Gending Jejer (Adegan Panggungan)<br />
Gending jejer adalah gending yang penyajiannya setelah<br />
gending patalon suwuk atau berhenti yang kemudian dilanjutkan dengan<br />
Pathetan Slendro Pathet Pepuluh sampai selesai. Gending jejer<br />
dilaksanakan setelah dhodhogan dalang sebagai tanda kesiapan<br />
jejer wiwitan. Buka atau intro dilakukan oleh rebab atau gender atau<br />
gambang (menurut kebutuhan), fungsinya adalah untuk mengiringi<br />
adegan awal pakeliran yakni jejer wiwitan atau adegan panggungan.<br />
Pada pergelaran wayang kulit gaya Jawatimuran gending<br />
yang digunakan untuk mengiringi jejer adalah gending yang sudah<br />
dibakukan sesuai pakem (wet) yaitu gending yang secara tradisi selalu<br />
digunakan untuk mengiringi adegan jejer pertama. Adapun gending<br />
yang digunakan itu adalah gending Gandakusuma Slendro Pathet<br />
Sepuluh. Kalau gaya Surakarta ada perbedaan, misalnya untuk<br />
jejer wiwitan dalam adegan Kahyangan menggunakan gending Kawit,<br />
untuk adegan negara Astina dengan gending Kabor, untuk negara<br />
Amarta dengan gending Karawitan, dan sebagainya.<br />
8.4.4. Pelungan atau Drojogan<br />
Pelungan atau Drojogan adalah lagu vokal dalang yang di<br />
bawakan mengelir secara bersamaan dalam gending Gandakusuma,<br />
pada saat pelaksanaan ini sindenan berhenti. Isi cakepan atau syairnya<br />
adalah menggambarkan tentang segala sarana yang terkait dengan<br />
aspek pakeliran seperti dalang sebagai purba wasesa, wayang<br />
dengan estetikanya, kelir atau jagadan, larapan, keprak, kotak serta<br />
tutupnya, cempala, blencong, perangkat gamelan, sinden, pradongga<br />
atau pengrawit, dan sebagainya.<br />
Selain menggambarkan segala peralatan atau uba rampe<br />
yang terkait dengan pakeliran seperti tersebut di atas, syair pelungan<br />
juga mengisyaratkan permohonan ki dalang kepada Tuhan Pencipta<br />
Alam Semesta agar mendapatkan berkah keselamatan selama menjalankan<br />
kewajibannya menggelar pakeliran semalam suntuk.