02.07.2013 Views

pedalangan jilid 2

pedalangan jilid 2

pedalangan jilid 2

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

331<br />

rang Ampyak, jejer ke dua pada umumnya adegan Sabrang, dan perang<br />

gagal. Secara lengkap pada umumnya gaya Surakarta memiliki<br />

susunan kerangka cerita sebagai berikut :<br />

9.3.1. Pathet Nem<br />

Jejer pertama biasanya jejer kerajaan (Amarta, Astina,<br />

Dwarawati), namun demikian ada juga yang bukan jejer kerajaan,<br />

misalnya dalam cerita Janggan Asmarasanta. Jejer pertama adalah<br />

adegan Panakawan Semar, Gareng, Petruk, Bagong.<br />

Babak Unjal adalah adegan datangnya tamu yang masuk<br />

dalam adegan jejer pertama, misalnya jejer Amarta kedatangan tamu<br />

Resi Durna, atau Raja Sabrang. Kalaupun tidak menggunakan babak<br />

unjal adegan tersebut biasanya memanggil senapati atau punggawa.<br />

Adegan ini disebut Inggah-inggahan. Ada pula yang babak unjalnya<br />

2 kali, misalnya jejer Dwarawati dengan babak unjal Gathotkaca,<br />

dan tamu berikutnya adalah Boma. Ada lagi perpaduan antara<br />

babak unjal dengan inggah-inggahan, misalnya jejer Dwarawati dengan<br />

babak unjal Prabu Baladewa lalu memanggil Abimanyu, peristiwa<br />

ini disebut inggah-inggahan.<br />

Adegan Gapuran ini menandai berakhirnya adegan jejer<br />

(bedholan), yang dilanjutkan dengan perjalanan Sang Raja menuju<br />

Kedaton. Dalam perjalanannya raja menyempatkan diri untuk menikmati<br />

keindahan suasana dalam kerajaan, salah satunya adalah keindahan<br />

gapura. Dewasa ini adegan gapuran sudah jarang sekali disajikan<br />

utamanya pertunjukan yang berada di daerah-daerah pedalaman/pedesaan,<br />

selain durasi adegan yang panjang dan monoton,<br />

gending yang digunakan juga cukup sulit garapnya yaitu gending<br />

Ayak-ayakan panjangmas serta janturan yang sulit dan juga panjang.<br />

Kedatonan merupakan adegan pertemuan antara raja dengan<br />

permaisuri di dalam kedaton. Adegan ini juga sudah jarang disajikan.<br />

Pasowanan Jawi adalah adegan yang biasanya dipimpin<br />

oleh tokoh berpangkat patih, yang mengabarkan hasil dari pertemuan<br />

(pasowanan) dalam adegan jejer pertama kepada segenap punggawa<br />

kerajaan yang tidak terlibat dalam adegan jejer pertama tersebut,<br />

kemudian dilanjutkan dengan adegan jaranan/kapalan yaitu prajurit<br />

menunggang kuda, diteruskan perang ampyak, bergotong royong<br />

memperbaiki jalan rusak yang akan dilalui oleh pasukan.<br />

Adegan Sabrang adalah kerajaan di luar kerajaan jawa,<br />

atau kerajaan seberang lautan, atau jelasnya lagi kerajaan yang rajanya<br />

bersifat jahat. Merupakan adegan jejer ke dua dalam Pathet<br />

Nem. Tokoh dalam adegan ini dapat bermacam-macam Raksasa<br />

Muda (adipati), Raksasa/Buta Raton (raja), sabrang bagus, sabrang<br />

gagah. Namun ada pula yang bukan adegan sabrang, misalnya adegan<br />

Jagal Walakas, adegan kademangan Widarakandang dengan<br />

demang Antagopa, adegan pertapaan seperti dalam cerita Pregiwa-<br />

Pregiwati.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!