12.04.2013 Views

Analisis Rangkaian Elektrik - Darpublic

Analisis Rangkaian Elektrik - Darpublic

Analisis Rangkaian Elektrik - Darpublic

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Di atas temperatur Debye θ D<br />

D = , komponen thermal berubah<br />

kB<br />

secara linier terhadap temperatur, dan dapat dinyatakan dengan<br />

hf<br />

( + α(<br />

− T ) + ......<br />

ρ = ρ0<br />

1 T R,<br />

T<br />

(9.39)<br />

dengan ρ0 adalah resistivitas pada temperatur kamar. Nilai α untuk<br />

metal murni adalah sekitar 0,004 per o C sedangkan untuk metal alloy<br />

pada umumnya lebih rendah. Persamaan (9.39) ini tidak berlaku untuk<br />

temperatur yang sangat tinggi.<br />

Pada temperatur sangat rendah (helium cair 4,2 K), komponen thermal<br />

tidak lagi berperan sehingga r ρ ≈ ρ . Hal ini memberikan cara utnuk<br />

menilai kemurnian konduktor, yaitu dengan memperbadingkan<br />

resistansi pada temperatur kamar dengan resistansi pada suhu 4,2 K.<br />

Pada material komersial nilai perbandingan itu cukup rendah, sampai<br />

di bawah 100 bahkan bisa mencapai 1 pada beberapa alloy. Makin<br />

tinggi pengotoran makin tinggi pula resistansi residu pada temperatur<br />

4,2K sehingga makin rendah nilai perbandingan itu berarti persentase<br />

pengotoran makin tinggi.<br />

Resistivitas residu tergantung dari konsentrasi pengotor. Jika x adalah<br />

konsentrasi pengotor (pada pengotor tunggal), resistivitas residu dapat<br />

dinyatakan dengan formula<br />

ρ ( x)<br />

= Ax(<br />

1−<br />

x)<br />

(9.40)<br />

r<br />

dengan A adalah konstanta yang tergantung dari jenis pengotor dan<br />

material induk. Relasi (9.40) disebut kaidah ordheim. Pada<br />

campuran metal yang sangat lunak, di mana x

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!