12.04.2013 Views

Analisis Rangkaian Elektrik - Darpublic

Analisis Rangkaian Elektrik - Darpublic

Analisis Rangkaian Elektrik - Darpublic

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Jika keadaan ideal tidak kita pertimbangkan, maka pelarutan akan<br />

mengikuti perubahan enthalpi seperti tergambar pada Gb.13.6.a. atau<br />

seperti digambarkan pada Gb.13.6.c. Konsekuensi dari keduanya atas<br />

kemungkinan terjadinya pelarutan, terkait erat dengan perubahan<br />

entropi karena perubahan enthalpi dan entropi memberikan perubahan<br />

energi bebas. Perubahan energi bebas inilah yang akan menentukan<br />

fasa larutan yang terjadi.<br />

Entropi Larutan. Sebagaimana kita ketahui, entropi dalam proses<br />

irreversible akan meningkat. Oleh karena itu entropi larutan akan<br />

lebih tinggi dari entropi masing-masing komponen sebelum larutan<br />

terjadi, karena pelarutan merupakan proses irreversible. Jika SA adalah<br />

entropi komponen A tanpa kehadiran B, dan SB adalah entropi<br />

komponen B tanpa kehadiran A, maka sebelum terjadi pelarutan,<br />

jumlah<br />

entropi<br />

keduanya<br />

akan berubah<br />

secara<br />

linier<br />

sebanding<br />

dengan<br />

komposisinya.<br />

Misalkan<br />

SB > SA, maka dengan kenaikan proporsi komponen B entropi akan<br />

meningkat secara linier dari entropi komponen A menuju entropi<br />

komponen B seperti yang digambarkan secara kualitatif pada Gb.13.6.<br />

Jika pelarutan terjadi maka entropi total akan naik yang ditunjukkan<br />

oleh kurva S0. Selisih entropi antara sebelum dan sesudah pelarutan<br />

terjadi disebut entropi pelarutan, S . Perubahan entropi ini<br />

menentukan perubahan energi bebas.<br />

Energi Bebas Larutan. Larutan satu fasa yang stabil akan terbentuk<br />

jika dalam pelarutan itu terjadi penurunan energi bebas. Kurva<br />

perubahan energi bebas G diperoleh dengan mengurangi kurva<br />

enthalpi pada Gb.13.7 dengan kurva entropi pada Gb.13.6 yang<br />

dikalikan dengan T, sesuai relasi<br />

210<br />

S<br />

SA<br />

S0<br />

A B<br />

xB<br />

G = H − TS<br />

Sudaryatno S & Ning Utari, Sifat-Sifat Material (1)<br />

SB<br />

S<br />

S<br />

A B<br />

xB<br />

Gb.13.6. Perubahan entropi pada

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!