Analisis Rangkaian Elektrik - Darpublic
Analisis Rangkaian Elektrik - Darpublic
Analisis Rangkaian Elektrik - Darpublic
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
4.6. Spin Elektron<br />
Apabila seberkas atom ber-elektron tunggal melintasi medan magnet<br />
tak homogen, arah dan besar gaya pada atom tergantung dari<br />
perbedaan arah antara dipole magnet pada atom dengan arah medan<br />
magnet. Jika arah dipole magnet atom paralel dengan arah medan<br />
magnet, atom bergerak kearah medan magnet yang lebih tinggi. Jika<br />
dipole magnet atom antiparalel dengan arah medan magnet, atom<br />
bergerak ke arah medan magnet yang lebih kecil. Gejala ini tetap<br />
terjadi walaupun atom berada pada ground state di mana momentum<br />
orbitalnya bernilai nol (l = 0), yang seharusnya tidak terpengaruh oleh<br />
medan magnet. Gejala ini dijelaskan dengan pengertian spin elektron.<br />
Gagasan mengenai spin elektron ini pertama kali dikemukakan oleh<br />
Uhlenbeck untuk menjelaskan perilaku tertentu dari atom yang<br />
memiliki elektron tunggal. Penjelasan tentang spin elektron tidak kita<br />
bicarakan lebih jauh.<br />
4.7. Transisi Elektron Dalam Atom<br />
Dengan tersedianya banyak tingkat energi dalam satu atom, maka<br />
dimungkinkan terjadinya transisi (perpindahan) elektron dari satu<br />
tingkat energi ke tingkat energi yang lain, jika keadaan<br />
memungkinkan. Dalam meninjau transisi (perpindahan status)<br />
elektron, perlu diperhatikan kenyataan bahwa setiap tingkat energi<br />
memiliki beberapa status momentum. Transisi elektron ini diikuti<br />
dengan emisi ataupun absorbsi photon, tergantung dari apakah<br />
elektron berpindah dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat<br />
yang lebih rendah atau sebaliknya. Photon yang di-emisi-kan ataupun<br />
yang di-absorbsi dalam proses transisi ini juga memiliki momentum.<br />
Karena dalam proses transisi elektron prinsip konservasi momentum<br />
tetap harus dipenuhi, maka terdapat kaidah transisi. Untuk gerakan<br />
yang dipengaruhi gaya sentral, kaidah seleksi transisi elektron adalah<br />
∆ l<br />
= ± 1 , ∆ = 0,<br />
± 1 m l (4.33)<br />
Prinsip konservasi momentum sudut dan aturan penjumlahan<br />
momentum sudut sesungguhnya memperkenankan transisi<br />
∆l = 0 , ± 1.<br />
Akan tetapi hal lain (paritas fungsi gelombang) tidak<br />
memungkinkan terjadinya perpindahan dengan ∆l = 0 .<br />
Menurut kaidah seleksi (4.33) transisi elektron bisa terjadi misalnya<br />
59