kimia-anorganik-taro-saito
Gambar 6.7 Perubahan energi orbital dari koordinasi oktahedral ke bujur sangkar. Kompleks tetrahedral Kompleks tetrahedral memiliki empat ligan di sudut tetrahedral di sekitar atom pusat. [CoX 4 ] 2- (X = Cl,Br, I), Ni(CO) 4 , dsb. adalah contoh-contoh komplkes berbilangan oksidasi 4 (Gambar 6.5). Bila suatu logam ditempatkan di titik nol sumbu Cartesian, seperti dalam kompleks oktahedral, orbital e (d x2-y2 , d z2 ) terletak jauh dari ligan dan orbital t 2 (d xy , d yz , d xz ) lebih dekat ke ligan. Akibatnya, tolakan elektronik lebih besar untuk orbital t 2 , yang didestabilkan relatif terhadap orbital e. Medan ligan yang dihasilkan oleh empat ligan membelah orbital d yang terdegenerasi menjadi dua set orbital yang terdegenarsi rangkap dua e g dan yang terdegenarsi rangkap tiga t g (Fig. 6.6). Set t 2 memiliki energi +2/5 ∆ t dan set e memiliki enegi -3/5 ∆ t dengan pembelahan ligan dinyatakan sebagai ∆ t . Karena jumlah ligannya hanya 4/6 = 2/3 dibandingkan jumlah ligan dalam kompleks oktahedral, dan tumpangtindih ligannya menjadi lebih kecil maka pembelahan ligan ∆ t sekitar separuh ∆ o . Akibatnya, hanya konfigurasi elektron spin tinggi yang dikenal dalam komplkes tetrahedral. Energi pembelahan ligan dihitung dengan metoda di atas sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 6.2. 127
Tabel 6.2 Energi penstabilan medan ligan (LFSE). Efek Jahn-Teller Bila orbital molekul poliatomik nonlinear terdegenerasi, degenerasinya akan dihilangkan dengan mendistorsikan molekulnya membentuk simetri yang lebih rendah dan akhirnya energinya lebih rendah. Inilah yang dikenal dengan efek Jahn-Teller dan contoh khasnya adalah distorsi tetragonal dari kompleks oktahedral kompleks Cu 2+ heksakoordinat. Gambar 6.8 Pembelahan Jahn Teller ion Cu 2+ . Ion Cu 2+ memiliki konfigurasi d 9 dan orbital e g dalam struktur oktahedral diisi oleh tiga elektron. Bila orbital e g membelah dan dua elektron menempati orbital yang lebih rendah dan satu elektron 128
- Page 86 and 87: Dengan oksidasi satu elektron, NO 2
- Page 88 and 89: Oksida dengan komposisi di antara f
- Page 90 and 91: semikonduktor, konduktor bahkan sup
- Page 92 and 93: Gambar 4.12 Struktur Cs 11 O 3 Oksi
- Page 94 and 95: Mangan dioksida, MnO 2 , cenderung
- Page 96 and 97: Gambar 4.15 Struktur spinel. Perovs
- Page 98 and 99: Gambar 4.17 Struktur Keggin. Anion
- Page 100 and 101: Gambar 4.18 Struktur S 5 2-, S 8 ,
- Page 102 and 103: (M = Pb, Sn, dan Cu; X = S, Se, dan
- Page 104 and 105: yang panjang sebelum unsur flourin
- Page 106 and 107: Tabel 4.8 Khlorida dan flourida kha
- Page 108 and 109: Tabel 4.9 Fluorida dan Khlorida kha
- Page 110 and 111: Paladium khlorida, PdCl 2 adalah pa
- Page 112 and 113: Cesium khlorida, CsCl. Padatan kris
- Page 114 and 115: xenon membentuk senyawa dengan vale
- Page 116 and 117: 5 Kimia Logam Golongan Utama Logam
- Page 118 and 119: ditangani dengan cukup mudah. Logam
- Page 120 and 121: digunakan sebagai sumber partikel
- Page 122 and 123: Senyawa organo-aluminum Senyawa-sen
- Page 124 and 125: an saat industri petrokimia memulai
- Page 126 and 127: Cr(III). Ion akua (ion dengan ligan
- Page 128 and 129: koordinasi 4 sampai 6 adalah yang p
- Page 130 and 131: Gambar 6.2 Pseudorotasi Berry. Komp
- Page 132 and 133: 6.2 Struktur electronik kompleks Di
- Page 134 and 135: Gambar 6.6 Pembelahan medan ligan d
- Page 138 and 139: di orbital yang lebih atas, sistemn
- Page 140 and 141: Gambar 6.10 Orbital molekul ikatan
- Page 142 and 143: Gambar 6.12 Perubahan energi akibat
- Page 144 and 145: Gambar 6.13 Spektrum absorpsi visib
- Page 146 and 147: magnet. Selain metoda ini, metoda y
- Page 148 and 149: pada atom besi. Walaupun berbagai m
- Page 150 and 151: menutupi tiga logam) berkoordinasi
- Page 152 and 153: Tabel 6.5 Haptisitas dan jumlah ele
- Page 154 and 155: Gambar 6.16 Struktur ferosen. Anali
- Page 156 and 157: Kompleks arena Senyawa aromatik ada
- Page 158 and 159: Tabel 6.7 Kompleks fosfin tersier (
- Page 160 and 161: Gambar 6.19 Struktur [CoH(N 2 )(PPh
- Page 162 and 163: Konsep ikatan tunggal antar logam y
- Page 164 and 165: Gambar 6.22 Tumpang tindih orbital
- Page 166 and 167: Kompleks kluster logam dapat secara
- Page 168 and 169: Gambar 6.25 Struktur [Fe 4 S 4 (SR)
- Page 170 and 171: Kestabilan termodinamika produk sub
- Page 172 and 173: medan ligan. Oleh karena itu, laju
- Page 174 and 175: 6.4 Usulkan cara sintesis selektif
- Page 176 and 177: Tabel 7.1 Sifat-sifat lantanoid Kar
- Page 178 and 179: T ln 2 0.693 = = λ λ Latihan 7.2
- Page 180 and 181: 8 Reaksi dan Sifat-sifat Fisik Bida
- Page 182 and 183: Reaksi sisipan Dalam reaksi suatu l
- Page 184 and 185: 8.2 Bioanorganik Banyak reaksi biol
Tabel 6.2 Energi penstabilan medan ligan (LFSE).<br />
Efek Jahn-Teller<br />
Bila orbital molekul poliatomik nonlinear terdegenerasi, degenerasinya akan dihilangkan dengan<br />
mendistorsikan molekulnya membentuk simetri yang lebih rendah dan akhirnya energinya lebih<br />
rendah. Inilah yang dikenal dengan efek Jahn-Teller dan contoh khasnya adalah distorsi tetragonal<br />
dari kompleks oktahedral kompleks Cu 2+ heksakoordinat.<br />
Gambar 6.8 Pembelahan Jahn Teller ion Cu 2+ .<br />
Ion Cu 2+ memiliki konfigurasi d 9 dan orbital e g dalam struktur oktahedral diisi oleh tiga elektron.<br />
Bila orbital e g membelah dan dua elektron menempati orbital yang lebih rendah dan satu elektron<br />
128